webnovel

38. The Old Friend

Baiklah. Satu kejanggalan menjadi atensi Jungkook sekarang. Bagaimana bisa pria itu mengetahui nama utuh Yerin sedangkan Yerin sama sekali belum membuka mulut. Jangankan membuka mulut mengatakan namanya, berkomunikasi dengannya saja melalui telepati. Sentuhan, tatapan, dan insting masing-masing. Aneh.

Yerin pun langsung menyambut uluran tangan seputih salju itu, saling mengenggam seperti seorang sahabat yang sudah lama tidak bertemu. Oh, sepertinya Jungkook mulai tidak nyaman dengan pemandangan didepannya itu. Air mukanya mulai muak dan sorot matanya mulai diarahkan kearah lain. Memutar malas sesekali, hingga membuat pria itu mulai merenggangkan genggamannya. Pria itu menyadari bahwa pria di samping Yerin mulai terlihat tidak bersahabat dengan situasi.

"Ah untukmu, kekasih Yerin. Aku Min Yoongi. Dan ini temanku, Jung Hoseok."

Jungkook tak langsung menyambut uluran tangan itu, namun melihat Yerin sudah lebih santai karena mungkin saja apa yang dilihatnya adalah benar, bahwa keduanya sepertinya sudah saling mengenal. Dan ya, namanya Yoongi, bisakah sekarang mereka semua berkenalan lebih jauh. Sepertinya Tuhan sudah menakdirkan keempatnya untuk bertemu hari ini. Akhirnya Jungkook mengulur lengannya, memperkenalkan dirinya masih sebagai kekasih dari Kim Yerin.

"Choi Jungkook. Kekasih Yerin."

Pria bernama Yoongi itu pun terkekeh renyah. Jungkook pikir semula pria itu sangat dingin, tapi nyatanya tidak seperti itu. Hanya kesan pertama saja yang dingin, tapi setelah mengenal lebih jauh, semuanya menjadi berbeda. Tapi, apakah semudah itu pertemanan saling terhubung sedangkan butuh waktu untuk setiap orang memahami satu sama lain hingga bisa dikatakan berteman.

Dan disanalah sekarang mereka sudah duduk melingkar. Ah tidak sungguhan melingkar juga, hanya kursinya yang diputar agar mereka bisasaling berhadapan. Yerin masih berada diposisi yang sama, selalu mengambil dudukan disamping Jungkook. Bedanya, adalah kini mereka semua telah mengambil posisi duduk. Sedangkan Yoongi dan Hoseok berada di satu lini, berhadapan dengan dua orang asing bagi Hoseok, namun tidak asing bagi Min Yoongi.

Jungkook mulai menebak-nebak. Menerka semuanya namun tidak sekalipun menemui titik terang. Siapa Yoongi dan siapa Hoseok, pun seperti apa hubungan yang terjalin antara Yoongi dan Yerin yang sepertinya sudah menjadi dekat sebelum Jungkook mengenal Yerin. Ah, jadi sekarang Jungkook yang terlihat seperti idiot di antara mereka. Terkesan seperti boneka yang tidak tahu apapun yang tengah terjadi. Oh iya, jangan lupakan Hoseok yang juga tidak kalah penasaran dengan seperti apa dan sejauh apa hubungan antara temannya itu dan gadis yang bahkan terkesan lebih dingin dari temannya si Yoongi itu. Namun Hoseok berbeda dengan Jungkook. Jika Jungkook memilih diam dan membaca situasi, Hoseok lebih memilih mengulas senyum sambil memperhatikan gadis yang bahkan sedari tadi hanya sibuk bermain-main dengan jemari kekasihnya itu dan sesekali menatap Yoongi kemudian menunduk lagi. Sedikit kesal karena merasa terabaikan, tapi Hoseok tidak masalah akan itu. Selagi dirinya masih bisa memandangi wajah cantik itu begitu dekat tanpa di tegur oleh Yoongi saja, itu sudah membuatnya bersyukur.

"Ara akan kemari jika kau tidak menjaga matamu, Hoseok!" celetuk Yoongi membuyarkan Hoseok yang sedari tadi masih dengan sangat tenang dengan aktivitas menyenangkannya. Memperhatikan seorang gadis yang jelas-jelas ada kekasihnya disampingnya sungguh menjadi pengalaman baru. Biasanya dia akan menerima pukulan atau bahkan dihajar jika ketahuan menggoda seorang gadis yang sudah memiliki kekasih. Namun kali ini sepertinya berbeda. Jungkook hanya memincing tak suka pada Hoseok tanpa mengambil tindakan. Diam saja namun dengan tatapan mengintimidasi yang sama sekali tidak di hiraukan oleh Hoseok.

Kesal sekali sebenarnya, tapi Jungkook masih lebih penasaran pada Yoongi ketimbang Hoseok. Dan seketika ucapan Yoongi langsung membuat ketiganya mengarah pada Yoongi.

"Ah hyung, kurasa Ara sedang sibuk dengan game nya sekarang." sahut Hoseok kelewat tenang, bahkan tanpa mengalihkan obsidiannya dari sang gadis.

"Bagaimana ya, sulit sekali. Yerin... Ah harus dimulai dari mana ya... Bagaimana kabarmu, nona. Sungguh aku jadi merasa bersalah padamu." ucap Yoongi sambil sesekali tersenyum. Seperti menahan sirat kebahagiaan agar tidak terlalu kentara, namun ada raut sedih di tisak terlalu kentara meskipun tetap saja terlihat.

Cepatlah beri tahu! Tidakkah kasihan melihat Jungkook seperti bayi yang tengah penasaran setengah mati?

"Baik sekali, oppa."

Satu lagi. Oppa? Ah harusnya Jungkook sekarang sudah kursus membaca pikiran kalau begini. Dia bisa mati penasaran jika mereka berdua terlalu bertele-tele. Ada panggilan Oppa, pun merasa bersalah. Aish! Mengapa jadi terkesan rumit sekali. Seperti urusan rumah tangga. Ah lebih dari itu. Menyebalkan sekali dua orang itu. Sekarang lupakanlah Hoseok dulu. Biarkan dia memandangi puas Yerin dan sebentar lagi mungkin Jungkook akan segera menyaksikan gadis bernama Ara yang katanya gemar bermain game itu akan mematahkan tulang Hoseok seperti yang Yoongi katakan.

"Lalu, kekasihmu? Bagaimana bisa? Aku mau bertemu denganmu saja sangat mustahil mengingat berapa bodyguard yang selalu bertenggeng kokoh seperti tameng dibalik gerbang tinggimu itu selalu mengawasi siapapun yang mendekat.

Ah bagus sekali kekasihmu ada disini. Aku akan menanyakannya langsung saja." ucap Yoongi dengan sirat kehangatan yang mulai terasa kala sudah membahas tentang Yerin.

Sejemang Jungkook menebak. Teman lama? Terdengar dari beberapa kalimatnya, sepertinya Yoongi adalah teman lama dari noona nya. Iya, sepertinya begitu.

"Jungkook. Ah yaa, bagaimana bisa Yerin yang dulunya adik kecil manis dengan tingkah kelewat pecicilan dan selalu cerewet ini menjadi kekasihmu?

Ku pikir dia akan menjadi single selamanya. Dia adalah gadis yang tak kurang satu apapun. Berisik, menggemaskan, sekaligus ah kutahu itu, dia gemar sekali menjadi pemegang kendali. Apa sekarang masih seperti itu?

Dia dulu bahkan seperti tidak membutuhkan seseorang. Tidak ingin menjadi manja dan mengklaim dirinya adalah ratu sejagat. Ah lucu sekali.

Bagaimana setelah aku pergi ke London untuk liburan beberapa hari, saat aku ingin kembali menemuinya, seperti sangat sulit. Rumahnya menjadi sepi, bahkan aku tidak pernah bisa menemuinya, hingga 6 tahun lamanya.

Dan sekarang aku kembali bertemu dengannya. Ah Jungkook, aku jadi lupa, bagaimana bisa kau meluluhkan seorang Kim Yerin? hem? Apa kau memiliki sihir? atau semacamnya? Ini tidak adil kan?"

Kesimpulan pertama dari panjangnya kalimat Yoongi yang seperti mampu membuat semua pertanyaan di isi kepala Jungkook terjawab satu persatu. Bahwa Yoongi adalah teman lama Yerin. Dan bukan orang jahat sepertinya. Juga Yoongi bukanlah manusia es dengan perangai dingin seperti yang pertama kali dia lihat dari pria yang  nyatanya sangat cukup bisa mengakrabkan diri, pun dengan orang asing seperti dirinya.

Kedua. Bahwa selama ini dugaan Yerin telah salah. Temannya. Teman satu-satunya di Abel Red yang dia miliki, tidak menghilang. Bukan menghilang karena katanya Yoongi selalu berusaha untuk menemuinya, tapi karena Yerin sendiri lah yang menutup diri. Itu juga mungkin yang membuat semua yang Yoongi katakan bisa Yerin terima dengan nalar. Sedangkan perkara tentang semua yang Yoongi katakan tentang Yerin, yang katanya berisik dan cerewet, dan masih banyak lagi kriteria yang belum Jungkook lihat, ini akan selalu jadi pertanyaan jika Jungkook tidak segera mencari tahu.

"Panjang sekali jika ku ceritakan. Jadi pertama-tama aku harus memanggilmu apa? Bagaimana kalau Hyung? Boleh?"

Pun sedetik setelahnya, Yoongi mengangguk begitu saja, karena Hoseok juga memanggilnya dengan sebutan Hyung. Tapi tunggu, sungguhan Hoseok tidak mengalihkan pandangannya selama itu? Sialan sekali!

"Jika ku telepon Ara untuk kemari, apa kau akan terus-terusan membuatnya seperti sebuah lukisan?"

"Simpan kebrengsekanmu dulu Hoseok!"

"Bagaimana ya hyung, dia itu cantik sekali."

Oh, baiklah. Sekarang sepertinya pria bernama Hoseok itu sedang sungguhan mencari perkara dengan Jungkook yang genggamannya mulai mengerat dan matanya menatap tajam.

"Bisa jaga sikapmu, tuan?"

[]

Siguiente capítulo