webnovel

27. After [1]

Malam kembali datang setelah keheningan selalu menghampiri kala Yerin sungguhan sendirian didalam kamarnya. Kamar yang sejuk dengan 17 derajat celcius. Suhu ruangan yang kelewat dingin jika diposisikan pada suasana malam yang sedingin kutub selatan ini. Tapi rasanya suhu sebeku itu tidak ada pengaruhnya bagi Yerin. Seolah dinginnya itu kalah telak dengan lampu tidur temaram yang terus menyala diatas nakas disamping ranjang tidurnya.

Jungkook baru saja mengantarnya sampai pintu kamar Yerin dan setelahnya pria itu langsung pergi begitu saja seperti tidak terjadi apapun sebelumnya. Tipikal pria dengan tampang tanpa dosa.

Namun sial! Entah Yerin mendapatkan keberanian darimana hingga berani menggapai pergelangan tangan Jungkook dan menahannya hingga dia berhenti ditempatnya. Jungkook menoleh sebentar, menelengkan kepala seperti menanyakan apa yang sedang Yerin lakukan padanya. Harusnya sekarang Jungkook senang kan? Mendapatkan kesempatan yang lain untuk selalu melindungi Yerin nya. Seperti yang Jungkook katakan didalam mobil beberapa jam yang lalu.

Sebenarnya Yerin masih terus bertanya-tanya perihal banyak hal. Terkhusus untuk semua hal terkait dengan Jungkook. Tentang bagaimana pria itu selalu menjadi misterius dibalik sosoknya yang selalu penuh kejutan dimata Yerin. Melupakan sejenak bahwa fakta yang ada adalah Yerin yang pertama kali menyerang Jungkook dengan sebuah kecupan singkat. Dilanjutkan dengan pergi ke sebuah bar dan berakhir mempertaruhkan nyawa dengan balapan dijalanan yang licin dan beberapa tikungan tajamnya. Tapi alhasil sekarang Yerin masih bernafas lega, sampai didalam kamar sepetaknya yang luar biasa mendamaikan hatinya, seperti mendapat ribuan bongkahan berlian hanya karena kembali pada kehidupan sunyi bahagianya. Pun Yerin menjadi begitu panas sekarang, ternyata menahan lengan Jungkook dan memintanya untuk tidur bersamanya bukanlah pilihan yang sepenuhnya baik.

Seperti sebuah game yang mempertaruhkan segala demi sebuah misi. Mari kita coba pada kehidupan Yerin yang bersedia menanggalkan segalanya demi seorang pria yang bahkan dia tidak tahu dari mana asal muasal pria itu hingga akhirnya bisa diatas ranjang besar yang sama dan dibawah selimut yang sama.

Bukan karena suhu ruangan yang mendadak mati karena Yerim berkeringat pada pelipis dan telapak tangannya. Namun jelas saja karena presensi seorang pria yang meringkuk membelakanginya. Justru karena itu, Jungkook tetap saja membelakanginya meskipun dibawah selimut yang sama dengan yang Yerin pakai. Yerin semula membelakangi Jungkook juga, takut akan melemah jika saling berhadapan. Namun sekarang sudah berbeda cerita. Yerin merasa hampa saat dirinya membelakangi Jungkook, dan akhirnya dia memutuskan untuk memutar baringannya dan memandangi punggung Jungkook tanpa berniat membangunkannya. Seperti hanya melihat punggungnya saja ada didepan matanya, itu sudah cukup membuatnya bisa merasakan bahwa dirinya terlindungi dengan sangat.

Sungguh tidak pernah terlintas bagi isi kepala Yerin bahwa ada hari dimana ia benar-benar bahagia dan takut secara bersamaan. Sejak dulu harinya selalu datar dan monoton. Tidak ada kebahagiaan khusus selama 6 tahun terakhir dia hidup menjadi Yerin didalam kamarnya. Ada hampa, sunyi dan kekosongan yang selalu bersarang tanpa berminat meninggalkannya. Kesunyian saja dia harapkan pergi, bagaimana sekarang dirinya malah menahan seorang pria agar satu ranjang dengannya. Lucunya adalah Yerin tidak merasa takut Jungkook akan macam-macam padanya, justru ia malah takut pada dirinya sendiri karena tidak dapat menahan gejolak dalam dirinya. Menjadi berharga bagi Jungkook dan menjadikan dirinya sebagai candu akan segala aspek bagi Jungkook. Salah satu keinginan  yang tak pernah melolos dari bilah bibir Yerin selama 3 hari terakhir bersemayam didalam benak.

Pendar lampu kamar dengan beberapa lilin aroma terapi yang menyala disamping jendela. Bayangan api yang menampilkan siluet sang naga didalam pierglass secara terbalik. Wangi cittrus yang bercampur vanilla juga acap kali membuat hidungnya mampet dan isi kepalanya terbang kesana kemari. Dua aroma favoritnya beradu dalam satu penghidu diwaktu bersamaan, aroma mint strawberry dari lilin aroma terapi nya yang menyala, berpadu dengan aroma cittrus vanilla dari tubuh Jungkook yang hanya berjarak 30 senti meter dari sekarang dirinya terbaring dengan kedua kelopak masih terbuka lebar. Terjaga hanya untuk memandangi punggung Jungkook yang sepertinya sang empu telah tidur semenjak dia menarik selimutnya.

Tidak ada tujuan lain dalam benak Yerin selain mencari kehangatan walau hanya melalui tatap pandangan pada punggung lebar yang ada didepan matanya. Naik turun manik hazelnya hanya untuk menerka apa sang empu benar-benar telah tertidur pulas. Karena sedari tadi entah kenapa dirinya merasa begitu gelisah tapi tidak tahu apa penyebabnya. Menjadi sangsi sendiri saat menyadari bahwa kehadiran Jungkook dikamarnya bukanlah sepenuhnya menenangkan hatinya.

"Koo, kau tidur?"

Hening. Tidak ada sambutan apapun, atau hanya pergerakan sedikit yang bisa membuat dirinya mengerti bahwa manusia didepannya masih terjaga atau sudah terlelap.

"Yasudah... Tidurlah, Koo..."

[]

Siguiente capítulo