Dalam tidurnya, Luca kembali memimpikan kejadian 7 tahun yang lalu, detik-detik di mana ia kehilangan pujaan hatinya, sumber oasis dan kebahagiaannya, dan dimulainya mimpi buruk yang terus menghantuinya.
"!!"
Luca terbangun dengan peluh membasahi sekujur tubuh, bagaikan ia baru dicebur di dalam kolam. Jantungnya berdegup kencang dan otaknya masih linglung. Hanya satu hal yang ia pikirkan, yaitu pergi ke ruangan pribadinya, mengambil potret Emilia, dan meminta maaf.
Namun, tidak ia duga, di balik meja kerjanya, anak yang menjadi penyebab seluruh penderitaan dan penyesalannya sedang duduk santai di kelilingi berbagai benda miliknya.
Otaknya langsung berkabut. Seluruh hal di sekelilingnya menjadi kabur dan ia hanya fokus pada anak itu.
Benci. Ia sangat membenci anak ini.
Ia selalu berpikir, jika anak ini tidak ada, semua penderitaan ini tidak akan terjadi.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com