"Dev, kau tak ingin bercerita pada kami?" tanya Rifky setelah menelan bulatan bakso kecil yang di lahapnya sekaligus itu. Fandy dan Reno pun lantas mengangkat pandang dan beralih menatap intens Devan. Makanan yang sudah di pesan masing-masing masih tak cukup menarik.
Mereka memang sudah keluar dari permasalahan kecil di depan pintu kantin tadi. Namun setelah mereka berhasil mendudukkan diri di antara ratusan siswa yang berkumpul, ketiga orang itu baru menyadari jika dugaan Fandy tak sekedar mengada-ngada. Semua tatapan jelas tertuju pada Devan.
Tak sedikit dari mereka yang setelahnya tertawa terbahak-bahak atau bahkan bergidik seolah merasa jijik setelah menatap Devan. Ketiga kawannya jelas saja emosi, namun mereka tak bisa berbuat apa pun.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com