"Telinga ku sangat panas, kapan suara desahan ini berakhir?" rengek Devan. Waktu tidurnya sudah terpotong sangat banyak akhir-akhir ini. Devan berpikir jika mendengarkan musik akan sangat membantu seperti sebelumnya, hanya saja kali ini berbeda, entah karena efek sebelum-sebelumnya atau apa, yang jelas telinganya sakit sekarang. Ia jadi tak bisa tidur. Dan resiko pendengarannya yang terbuka itu menyebabkan suara-suara di luar sana bebas untuk masuk.
"Eugghh Ton! Kau masuk terlal- akhhh… Awas kau!"
"Tenang sayang… Semakin aku mengoyak mu lebih dalam, itu akan membuat mu keenakan."
"Akkhh… Eungg… Ton-ih… Akhhh…"
"Terus seperti itu, desahkan nama ku seperti itu!"
Plakk
"Akhhh… Beraninya kau memukul ku!"
Plakkk
"Melihatmu dengan tampang marah dan terangsang seperti ini membuatku sangat bersemangat sayang!"
Plakk
"Pantat seksi mu memerah dengan stempel telapak milikku, seksi sekali!"
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com