"Aku jadi bertanya-tanya Dev, pria sepertimu... punya tipe wanita seperti apa, ya?" ucap Fandy yang tiba-tiba membuat Devan, Reno, dan Rifky berhenti melangkahkan kaki. Mereka terdiam sesaat dengan wajah datar menatap wajah berpikir Fandy yang sangat konyol. Pria dengan wajah besar dan terlihat tegas itu mengerucutkan bibir tipisnya.
Seperti biasa, di jam setengah dua belas siang ini, mereka para siswa sedang bersemangat-semangatnya untuk mempercepat langkah mendatangi sumber makanan. Kebanyakan dari mereka kadang tak sempat untuk sarapan karena bangun tidurnya yang selalu mepet. Namun tak bisa dipukul rata, karena yang lain pun masih ada yang sempat melahap makanan pagi sebagai pemacu semangat atau karena kebiasaan. Bel istirahat terkadang tak terlalu di meriahi oleh siswa-siswa itu. Biasa saja, karena memang tak terlalu kelaparan.
Seperti keempat orang yang sedang berjalan di koridor sepi itu. Ya, yang lain sudah meluncur lebih dulu ke kantin.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com