Beberapa hari kemudian, aku rela menyusun rencana mengenai pelaku kematian Firdaus. Pada awalnya ingin sekali mengajak Lusi. Namun, untuk hari Sabtu ini tidak bisa. Meskipun kita berpisah ranjang, tapi urusan komunikasi tetap terjaga. Biar bagaimana pun kita pernah jalin sebuah hubungan. Meski harus mengalami permasalahan menurutku berat, kalau Lusi sendiri tidak tahu. Karena, aku tidak pernah tanya persoalan itu.
Biarkan mengalir seperti air. Mungkin saja ke depannya hubungan yang selama beberapa hari belum pernah saling ketemu secara langsung, hmmm ... aku pun tak bisa pungkiri rasa kangen mulai terasa, bahkan Istriku juga sama persis sepertiku. Hanya saja untuk saat ini, belum bisa mengadakan pertemuan dengannya. Kecuali, anak Lusi lagi kangen sama ayah sambung. Video call menurutnya sangatlah penting kenapa? Unuk melepaskan kerinduan dalam benak anak tersebut.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com