Kenapa bisa terjebak pada situasi yang buatku sendiri tidak sadar? Bahwa dia seakan-akan niat bakal berbohong. Lalu, ia beli makan malam beli di warung makan mana? Padahal sebelum pulang ke Hotel. Kita berdua makan dulu, sayangnya enggak jadi gara-gara tidak ketemu warung nasi tersebut. Hmmm ... sudahlah lebih baik kita pulang saja, lagian teman Lusi sudah siap-siap untuk balik ke Jakarta. Masa aku, dan Lusi belum siap sama sekali?
Sudah tahu kelakuan dia super cerewet kalau misalkan, pulangnya setelah lari pagi yah harus dilakukan. Dari pada nanti terkena marah! Bayangkan saja semenjak kita kenalan sama dia belum pernah tuh, bertindak sesuai sama apa yang kita inginkan? Terutama soal keseriusan seorang perempuan terkait lelaki. Wah ... jangan di ragukan lagi pernilaian sangat menjanjikan. Beberapa hal mungkin kurang menyenangkan, tapi kita takkan pernah ada yang tahu.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com