webnovel

BAB 25 Persaingan Dan Kejujuran

Enggak cuma itu saja selama berada di sisinya selalu menyalahkan aku, padahal masih banyak loh masa gara-gara itu saja yang di salahkan cuma aku doang sih. Kan jadinya tidak adil, seharusnya kalian tuh berpikir dulu jangan langsung percaya.

Kalau terjadi salah paham bagaimana? Itu yang perlu di pikirkan tidak usah ada rasa ego dalam benak kalian. Terutama aku masih punya masalah cukup berat, tak ada yang perlu di selesaikan dengan cara berantem mendingan urusin hidup kalian sendiri.

Terus aku pun punya rencana untuk meluluhkan hati seorang perempuan yang bernama Lusi. Walaupun harus bersaing sama sahabatku sendiri, rasanya ingin langsung dapat Lusi dengan mudah. Hal hasil tetap saja enggak bisa merebut dengan paksa, harus melalui persaingan secara sehat. Jika nanti benar adanya bahwa Firdaus jadian sama Lusi aku harus ikhlas kembali seperti Rita.

Untuk sekarang sih lebih baik bersaing dulu tapi dengan sedikit enggak boleh kelihatan bahwa aku suka sama Lusi. Cukup aku saja orang lain tak perlu ada yang tahu perihal ini, takutnya mereka tuh suka banget kasih tahu ke Firdaus. Bukan apa-apa yah ini demi persahabatan aku sama Firdaus baik-baik saja, selama ini yang aku tahu terkait sama mereka supaya rahasia tersimpan rapi dengan satu syarat memberikan uang sebanyak 30 juta rupiah, uang segitu aku enggak punyalah.

Ada malah aku yang rugi besar bukannya untuk di tabung malah dibuat untuk hal-hal tak penting, hah ya sudahlah itu bukan urusan aku lagi melainkan urusan mereka sendiri. Kalian harus tahu berhubung enggak ada mengingatkan seharusnya cari pekerjaan halal supaya barokah, kalau seperti itu yah nanti jadi kebiasaan. Mumpung di beritahu sama aku sekarang sudah waktunya berubah, kebiasaan seperti itu mengakibatkan cukup fatal bagi generasi muda yang melihatnya dari mereka.

Hari ke hari telah lalui berdasarkan tanggal, bulan, dan tahun. Hanya saja selama itu mereka ngapain saja sih kegiatan selama hidup di dunia, tanpa mereka sadari bahwa kehidupan hanya sementara. Sekali lagi bahwa hidup hanya sementara, jadi gunakan waktu ke hal-hal positif dengan begitu pasti dapat pahala untuk bekal ke akhirat kelak.

Awas kalian kalian lupa lagi, soalnya cape harus beritahu dengan cara apa lagi coba. untung saja aku masih sabar menghadapi mereka, walau beberapa kali hampir saja berantem. Hingga akhirnya aku coba berbagai cara menyakinkan mereka untuk berubah. Namun, apa reaksi dari mereka hanyalah terdiam saja tanpa adanya jawaban. Hal hasil yang ada malah aku terpancing untuk berantem cuma aku masih ingat pesan dari Guruku, "Frendy ini adalah sebuah pesan untukmu suatu saat, pasti bakal berguna." ucap Bapak Hidayat sambil tersenyum.

"Apa Pak?" tanya Frendy sambil tersenyum. Beberapa menit kemudian pesan tersebut sudah tersampaikan, "Ada masalah selesaikan jangan berantem tapi pakai kepala dingin, setiap masalah pasti akan ada jalan keluar maupun solusinya." ucap Bapak Hidayat dengan melapangkan tangan kanan ke pundakku. Pada waktu itu aku belum nakal malah makin nurut apa yang di bilang Guru maupun orang tuaku tak pernah sekali pun membantah.

"Ya siap Pak," ucap Frendy dengan tegas. Heh kejadian juga hari ini bahwa suatu saat, bakal berguna setelah punya masalah ringan maupun berat jangan mengandalkan emosi itu bukan solusinya. Solusi yang sebenarnya adalah suatu permasalahan sudah datang pastinya mencari jalan keluarnya.

Hanya aku belum terlalu yakin tapi akan kuusahakan demi mereka berubah ke jalan yang lurus. Walaupun butuh waktu sih yah enggak apa-apa aku rela memikirkan persoalan tersebut, berhubung besok ada keperluan kemungkinan akan di serahkan sama teman untuk mengurusi mereka.

Keesok harinya aku berangkat ke sebuah tempat untuk bertemu dengan seorang perempuan bidadari yang selama ini aku suka kepadanya. Namun, berhubung ada yang suka juga terpaksa juga harus dipendam dulu. Sampai waktu belum di tentukan beberapa orang menyatakan ada persaingan cukup berat untuk mendapatkan perempuan tersebut.

Jika memang betul adanya mengenai itu, aku pastinya tetap melakukan yang terbaik untuknya. Tanpa peduli orang membicarakan tentangku yang begitu dalam lagi sampai ke permasalahan yang begitu melengkat dalam ingatannya, hanya saja aku tak tahu harus bagaimana? Semua yang orang katakan benar adanya.

Cuma aku mohon jangan sampai terdengar di telinga Lusi. Takutnya yang ada dalam pikirannya enggak mau berteman atau pun mengobrol sama orang yang pernah merasakan masuk penjara, untungnya sampai sekarang pun tak menyadarinya.

Pada saat ketemu juga belum pernah tanya tentang masa laluku, apa memang ia enggak peduli ya? Aduh makin bingung saja sih, aku tuh inginnya Lusi harus tahu betul mengenai masa laluku.

Biar suatu saat, mengerti kehidupanku seperti apa. Bisa saling melengkapi satu sama lain, hingga akhirnya aku menemukan jawabannya walaupun belum terlalu yakin mengenai informasi tersebut. Aku maupun Lusi banyak sekali ngobrolin berbagai hal yang menurutku sangat bermanfaat sekali untuk melakukan kegiatan di dunia. Hanya saja ia sempat curhat mengenai cowok, pastinya aku tahu dong cowok itu siapa.

Yah enggak salah lagi cowok itu Firdaus. Walau sempat cemburu tapi aku tetap mendengarkan curahatan Lusi, sampai malam sih selesainya yah tak apa-apa sih yang penting Lusi kembali tersenyum seperti sedia kala.

Pada pukul 20:00 aku mengantarkan Lusi pulang ke rumahnya, walau naik sepeda motor bukan milikku yah setidaknya bisa mengantarkan seorang bidadari selamat sampai ke tempat tujuan. Nah, selepas mengantar Lusi secara tiba-tiba saja seperti ada orang melihatku dari jarak jauh entah itu siapa?

Tanpa peduli juga aku harus menghampiri orang tersebut, lebih baik langsung pulang saja. Sebelum itu aku harus mengantar motor ke pemiliknya, walaupun agak malam sih kan janji sebelum pukul 20:00 malam sedangkan sekarang sudah pukul 20:30, semoga saja tidak marah.

Setelah sampai di rumahnya heh benar dugaanku pemilik motornya sudah stand by sambil duduk, waduh bagaimana nih alasannya? Sesampai di sana langsung tanya, "Frendy sekarang sudah pukul berapa?" tanya Bapak Ricky dengan ekspresi serius.

"Sudah pukul 20:30 malam Om," ucap Frendy dengan kondisi sedang gugup. Tak begitu ragu mendengar alasan dari aku nanti, "Lalu kenapa Frendy telat kan janjinya sebelum pukul 20:30?" tanya Bapak Ricky masih sama dengan ekspresi serius. Aku pun enggak tahu harus ngomong apa lagi, dengan begini membuatku makin ragu mengenai alasan yang akan aku berikan ke Bapak Ricky akan percaya enggak yah.

Ayo segera berikan alasannya supaya bisa pergi dari sini, soalnya takut juga lihat muka seperti sedang marah tapi kayak enggak marah gitu. Jadinya aku enggak akan memberikan alasan bohong tapi dengan sejujur-jujurnya supaya Bapak Ricky langsung percaya kepadaku, "Karena aku harus mengantar teman pulang dulu Om sudah terlalu malam takut terjadi apa-apa dengannya," ucap Frendy sambil senyum. Lalu tanpa aku sadari Bapak Ricky percaya dengan alasan aku berikan, mudah-mudahan sih masih bisa pinjam motor lagi hehehe...

Kejujuran sangat berarti

Supaya orang-orang sekitar

Makin percaya apa yang aku

Ngomongin.

(Frendy Nugraha)

Siguiente capítulo