Perlahan Arthur menyuapi Kalista makan walau tak ada satu makanan pun yang masuk. Hanya beberapa buah saja yang masuk mulutnya itu pun mangga muda sama stowberi saja. Wajah Kalista benar-benar sangat pucat sekali sampai Arthur benar-benar merasa kasihan padanya.
Arthur mengenal Kalista itu seorang wanita cantik dan juga menawan sampai mampu menarik hatinya sampai membuatnya jatuh cinta sampai seperti ini. Keduanya tak sadar kalau ada Arda yang berdiri di belakang pintu ruangan Kalista.
"Kal, bagaimana kalau anak dalam kandungan mu itu anakku?" tanya Arthur tiba-tiba memecahkan kesunyian.
Kalista terkejut dengan ucapan Arthur. Ia lupa kalau tak hanya Arda saja yang menyentuhnya tapi, Arthur juga.
"Aku khawatir padamu! Aku tak bisa berbohong padamu," ucapnya sambil meneteskan air matanya.
"Kita bisa pergi jauh dari Arda?"
"Tidak, Ar! Arda itu akan menemukan kita. Aku tak bisa melihatmu mati dihadapan ku."
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com