Max jelas bukan bagian dari semua orang yang menarik senyumnya yang terlalu lebar. Suasana hatinya tak berubah, bahkan semakin hari seperti membeku dengan kemustahilan untuk kembali mencair seperti momen indah yang sempat di rasakannya.
Nathan di sana, dengan tak ada hatinya menunjukkan kemesraan bersama dengan Cherlin di depan matanya.
Sungguh, ingin rasanya ia bergerak cepat dan menjadi penghalang tembok besar untuk keduanya. Bila perlu pemikiran posesifnya di lakukan, mengurung Nathan dalam bilik pribadinya tanpa membuka sedikit pun cela untuk menjauh darinya walau satu jengkal.
Pembicaraannya dengan Riki pun menjadi semakin tak fokus, terlebih saat Nathan yang nampak begitu perhatian pada Cherlin dengan cara berlebih.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com