"Hah? Apa?" tanya Via sambil agak berteriak karena suara Bara tertutup suara deru mesin motor dan helm-nya yang full face.
"Kamu turun aja deh!" seru Bara dengan suara keras sambil membuka kaca helm-nya.
"Kenapa? Aku pengen ikut! Aku pengen tau kampus kamu kayak gimana. Boleh ya, please! Daripada aku diem di rumah kamu. Kan aneh aja gitu. Rumahnya gede, sepi. Aku kayak orang aneh diem di sana."
"Ya udah, kamu pulang aja."
"Bara, kamu kok ngusir aku sih?!"
Bara memutar bola matanya. Jika ayahnya sampai tahu jika Bara mengusir anak sulung dari calon istrinya, maka ayahnya pasti akan marah padanya. Belum apa-apa, ia sudah menimbulkan permasalahan.
Sebenarnya, Via-lah sang biang permasalahan itu sendiri. Bara menghela napas untuk menenangkan dirinya sendiri.
"Terserah deh."
Bara memasukkan gigi dan membuka kopling. Setelah itu ia memutar gas hingga motor melaju dengan sangat kencang. Via memeluk pinggang Bara dengan sangat erat hingga Bara jadi agak sulit untuk bernapas.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com