Pradita menautkan alisnya. "Bara, kamu gak percaya sama aku ya. Aku sama dia itu cuman sahabatan. Apalagi kamu tahu kalau dia kan pacaran sama Arini."
"Ya, tapi aku gak mau tau. Pokoknya kamu gak boleh maen sama dia lagi."
"Bara, kamu harus percaya sama aku. Aku tuh berada di posisi yang sulit. Aku bingung harus belain yang mana. Kalau aku belain kamu, Danu-nya marah. Terus, kalau aku belain Danu, kamunya yang marah sama aku. Jangan bikin aku berada di antara dua pilihan dong."
"Katanya kamu sayang sama aku," tuntut Bara.
"Kamu juga bilang kalau kamu sayang sama aku," ujar Pradita membalikkan perkataannya. "Kalau kamu sayang sama aku, kamu harus percaya sama aku. Kamu gak bisa misahin aku sama Danu. Aku sama dia itu sahabatan. Sama aja, aku juga gak bisa pisahin kamu sama sahabat kamu. Ya kan?"
"Masalahnya sahabat kamu itu cowok."
Pradita tersenyum. "Aku juga akan menerima kalau kamu punya sahabat cewek."
"Yang bener?" Bara mengangkat sebelah alisnya.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com