Pradita menatap guru perpustakannya tak percaya. Pak Idan malah balas menatapnya dengan wajah polos tanpa dosa. Sungguh menyebalkan.
"Gak usah, Pak! Saya udah punya setrikaan di rumah," ujar Pradita dongkol bukan main.
"Nah, lain kali setrikaannya dibawa ke sekolah ya. Kalau mukanya kusut gitu tinggal disetrika kan jadi bagus lagi," ucap Pak Idan dengan nada menggoda. Lalu ia terkekeh sendiri dengan perkataannya.
Baru kali ini ada guru yang tega mengejek muridnya sendiri. Pradita semakin kesal dibuatnya. Tiba-tiba, Bara sang pacar jadi-jadian muncul sambil membawa pedang, eh bukan pedang.
Bara mengambil tasnya dan menghampiri Pradita yang masih berdiri di depan meja Pak Idan sementara guru perpustakaan si tukang mengejek itu sedang mencatat namanya di sebuah buku.
"Kamu jadi pinjem buku itu, Dit?" tanya Bara dengan nada santai.
"Hhmm," gumam Pradita ketus.
"Nanti aku pinjem juga ya," ujar Bara yang sepertinya sengaja menggoda Pradita di depan Pak Idan.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com