webnovel

Bagian 18

Virgo yang melihat Farhan terlalu kelewatan pun menghampiri Igo dan membantunya berdiri. "Ayo go, lo masih punya gue. Jangan dengerin dia." Virgo menggenggam erat tangan Igo yang gemetar, jujur cowok ini sudah takut akan Farhan. Entah secepat apa tentang dirinya yang ketahuan membocorkan lokasinya.

"Iya, makasih."

'Liat aja go, gue akan menghancurkan hidup lo pelan. Secara perusahaan lo kan lagi tentram, bisa saja bikin gue bangkrut.' Farhan menatap remeh punggung Igo yang kini menjauh, cowok yang pernah menjadi korban bullying dan dirinyalah yang melindunginya. Bahkan Farhan yang awalnya berteman baik dengan Ryan pun sekarang berbeda hanya karena membela Igo pada waktu itu uang SPP-nya dirampas. Marah, Farhan pun menghajar Ryan. Memperingatkannya bahwa memalak uang adik kelas ataupun yang setara sudah kelewatan. Mencuri bukanlah hal baik, tapi Igo tak bisa melawannya, cowok itu hanya diam dan pasrah jika miliknya beralih ke orang lain. Ialah tamengnya, tapi sekarang akan menjadi durinya.

🌸🌸🌸

Virgo menatap Rangga sedih, sudah dua hari pula Rangga belum sadar. "Rang lo harus bangun. Maafin gue yang udah lalai dengan ponsel gue. Kalaupun lo sadar, gue rela kok pakai rok satu hari disekolah." ucap Virgo kelepasan. Mungkin saja kan Rangga bangun dan auto ngakak?

Pandu yang pura-pura tidur pun menahan tawanya. 'Gue tagih janji lo go! Kalau iya, gue rekam biar viral, hahaha.'

Tidak terima, Virgo akan menjaga sahabat-sahabatnya. Farhan bukannya takut, malah menjadi. Sebentar lagi cowok itu akan dihadapkan berbagai ujian sekolah.

🌸🌸🌸

Lagi-lagi Angkasa merasakan sakit dikepalanya. Gelang berbandul kerang yang melingkar di pergelangan Bintang.

"Ini kerangnya gak gigit kan?" tanya cewek berkuncir dua. Angkasa tertawa lepas, cewek pendek sebahunya itu menatap bingung.

"Kok ketawa sih? Kan gak lucu!" cewek itu cemberut dan menghentakkan kedua kakinya kesal.

"Gak dong. Ini kan aku udah pilih yang gak ada tubuhnya. Jangan dilepas ya, walaupun ini murahan dan sederhana, tapi aku yakin bakalan berguna. Kamu tahu kan aku ini pikunan?"

Pelan tapi jelas, Angkasa bisa melihat cewek ini dengan jelas. Bintang, sosok sahabat masa kecilnya.

Bintang yang khawatir menyodorkan air pada Angkasa.

"Lo sakit?"

"Kamu sahabatku dari kecil?" Angkasa mulai serius. Bintang bernafas lega, Angkasa mengingatnya!

Angkasa juga menunjuk gelang berbandul kerang tersebut. "Bintang." gumam Angkasa, ia memeluk Bintang. Tak peduli seisi kantin yang menatapnya pun ada iri, kecewa, dan kagum.

Bela yang menatap itu pun mengikhlaskan apa yang ada. Memaksa seseorang untuk mencintai percuma. Mencintai tanpa timbal balik sama saja menyerahkan hati yang siap tersakiti. 'Kalaupun bahagiamu bukan aku, tak apa. Tapi kalau saat kamu jatuh di titik terendah, aku akan maju untuk mengobati luka hatimu.'

🌸🌸🌸

Sepulang sekolah pun Virgo mengajak Pandu, Angkasa dan Bintang menjenguk Rangga. Membawa bingkisan buah dan roti dari Pandu, yah ia berjualan roti. Tokonya pun kini ramai akan pembeli.

"Kalau gue sakit bawain roti dua karung dong." Bintang mencoba memecah keheningan, banyak yang sendu menatap Rangga yang masih koma. Terutama Virgo, tatapan cowok itu tampak kosong. Pandu menoleh. "Boleh, tapi lo harus sehat tang." Pandu juga ikut bercanda. 'Tang? Binatang?'

Bintang mengambil bando angel berwarna pink dari tasnya. Ia sudah merencanakan ini agar Virgo dan Pandu tak terlalu sedih. Bintang memakaikan pada Pandu, cocok! Layaknya cewek Arab bercampur timur tengah. "Nah, daripada ngeledek gue Binatang, mending pakai bando angel, sekarang lo sembuhin Rangga. Lo kan malaikat." Bintang mengedipkan kedua matanya, kode agar Virgo, Pandu dan Angkasa terhibur.

Tapi semuanya lenyap, Rangga membuka matanya perlahan. Ah Bintang terlalu berisik! Bobok ganteng Rangga jadi terusik. Virgo terhura, ia memeluk Rangga. "Gue kangen lo semut rang-rang" Virgo terbawa suasanan mellow.

Rangga bingung, dikelilingi cowok berbando angel? Tak malu kah?

"Maaf, jangan menggangu saya. Tolong pergi dari ruangan ini. Terutama lo! Ini benar-benar gak lucu." Rangga menunjuk Pandu dengan jijik. Keempatnya cengo, Rangga... Amnesia? Angkasa sembuh, digantikan Rangga?

Virgo terkekeh, tak percaya akan ucapan Rangga. "Semut rang-rang, lo jangan bercanda. Kita ini sahabat lo." peringat Virgo lagi. Kalau Rangga amnesia tampungkan saja di lubang tanah terkecil bersama kawannya.

"Saya tidak bercanda, dan anda jangan panggil semut rang-rang. Saya manusia, bukan manusia setengah hewan jadi-jadian." tekan Rangga serius.

Virgo menggeleng, ia akan tetap menjaga Rangga disini. Biarlah rumahnya sepi, hanya ada satpam yang menjaga. Virgo tak ingin Rangga tersakiti lagi. "Gak, gue akan nemenin lo disini. Masalah cowok banci ini nanti gue usir pulang." ucap Virgo pedas, menusuk seakan ia berpihak pada Rangga. Biarlah Pandu faham.

Rangga mengangguk. Ah, mulai jinak. "Maaf ya, kalian! Pergi dari sini!" usir Virgo, sok drama. Bahkan Pandu pun tak percaya, wajarlah cowok yang baperan pasti menganggap ini serius.

Tak ada pergerakan Virgo mendengus kesal. "Pergi! Sebelum gue panggil security rumah sakit!" dramanya benar-benar dihayati.

Pandu mudah salah faham, sedangkan Bintang langsung faham. Angkasa tak tau apa-apa.

"Iya, gue pergi. Ayo, kita kembali ke habitatnya." Pandu melangkah cepat. Virgo akan merayunya nanti, Pandu mah baperan. Apalagi ala gombalannya, mempan.

🌸🌸🌸

Siguiente capítulo