webnovel

CH.41 Jalan Buntu

Ucapan Kiera benar-benar membuatku terdiam seribu bahasa. Bahkan aku sampai tidak tau harus berpikir apa juga. Semua yang dikatakan Kiera membuatku tersadar bahwa semua hal tidaklah sesuai yang aku kira.

"Jadi, yang bisa melihatmu di dunia ini… hanya aku?" aku bertanya seolah tidak percaya.

"Maafkan aku sayang, itulah kenyataan pahitnya. Juga selamanya aku tidak akan bisa bangun dari koma ini." semua kenyataan yang ada memukul diriku jauh.

Kiera tidak akan bangun sampai selamanya, anak-anak tidak bisa bertemu mamanya, aku benar-benar tidak tau hal buruk apa lagi yang akan membuatku tertampar dari harapanku. Semua harapanku adalah harapan palsu.

"Apakah tidak ada jalan lain untuk membuat semua ini menjadi baik lagi?" aku bertanya dengan pasrah.

"Maaf, semuanya sudah tidak mungkin. Sebaliknya, aku berterima kasih kepada kamu sayang walau aku koma di sana, kamu membuatku bisa hidup tenang di sini walau hanya kamu yang bisa aku ajak komunikasi selain NPC."

Ucapan Kiera makin lama hanya membuatku semakin terdiam dan terdiam. Entah aku membuat Kiera bisa tinggal di dunia ini adalah keputusan yang baik atau tidak, tetapi setidaknya aku bisa membuat Kiera hidup di sini dari pada di kegelapan.

"Sudahlah, menyesali pun percuma tidak akan merubah apa pun. Aku akan terus mencoba untuk membuatmu terbangun kembali sayang di dunia asli kita. Setidaknya aku akan mencoba sampai batas maksimal. Kalau memang tidak bisa, jadi jalan satu-satunya hanyalah untuk kamu tinggal di sini."

"Lebih baik begitu, semangatlah sayang."

"Aku tak akan bisa di sini selamanya, kamu bertahanlah di sini walau dengan NPC. Sebagai gantinya karaktermu akan dikenal oleh semua karakter, itu jalan untuk anak-anak bisa bertemu denganmu sekali lagi walau hanya sebuah karakter buatanku. Katakanlah apa yang ingin kamu sampaikan, maka aku akan menyampaikannya kepada siapa pun itu."

Setelah kalimat itu kusampaikan, Kiera langsung saja menyampaikan segalanya secara berentet, bahkan jika bukan karena aku merekamnya, aku pasti sudah kehilangan apa saja yang Kiera katakan. Semoga semua pesan yang Kiera ingin sampaikan bisa kusampaikan dengan sempurna.

"Kau sudah terlalu lama di sini sayang. Pulanglah ke rumah, anak-anak pasti menunggumu. Katakanlah kepada mereka, walau mama tidak bisa melihat kalian, tetapi mama tetap mencintai kalian."

Itu kalimat terakhir dari Kiera sebelum aku akhirnya mencium bibir Kiera dalam-dalam dan langsung logout. Jujur saja, di dunia nyata ini, dunia Terra ini, aku menangis. Bukti nyatanya adalah air mata yang keluar setelah kesadaranku kembali ke tubuh asliku. Ternyata perasaan pun bisa terbawa ke tubuh asli walau harusnya hanya di dunia Albheit Online.

"Bagaimana tuan? Apakah ada yang salah?" ternyata asistenku sudah siap di samping peralatan yang kupakai ini.

Mungkin dia tau bahwa aku logout dari sistem utama di ruangan kontrol utama. Ruangan kontrol tidak terlalu jauh dari ruangan ini jadi untuk dirinya datang ke mari tidak perlu banyak waktu.

"Buat server tetap hidup dan awasi karakter Kiera, jangan sampai terjadi hal yang aku tidak inginkan." aku bangun dari posisi tidurku setelah memakai peralatan untuk memainkan game buatanku ini.

Aku mengambil jasku dan pergi keluar gedung perusahaanku menuju tempat aku memparkirkan mobilku. Hari sudah hampir malam, aku di dalam dunia Albheit Online hampir memakan 3 jam. Rasa rinduku sudah terbayarkan oleh hal itu. Besok aku akan membuat karakter Kiera yang sudah menyimpan segala pesan yang disampaikan Kiera secara langsung tadi.

"Semuanya sudah siap, aku hanya perlu melakukan segala yang tersisa sekarang atau nanti." aku mengebut sampai ke rumah setelah mobilku sudah hidup.

Oh ya, aku membuka server secara keseluruhan di dunia jam setengah 4, setidaknya agar semua anak muda bisa memainkannya. Orang yang bekerja memang tidak mungkin memainkannya karena harus bekerja, tetapi mereka bisa memainkannya nanti, setidaknya tidak ketinggalan jauh dari pemain yang sudah lebih dahulu memainkannya.

"Anak-anak papa pulang." aku membuka pintu rumahku.

Namun yang kudapatkan adalah tidak ada sapaan sama sekali. Ketika aku mengecek kamar mereka masing-masing, kudapati mereka memakai VR sebagai perantara masuk ke dalam dunia Albheit Online. Ya kurasa mereka pasti ingin menikmati buatan papa mereka, hahaha. Jadi aku hanya bisa menyampaikan pesan lewat Pentarundum kepada setiap anakku agar tidak lupa waktu.

"Sebaiknya aku mandi dan menyiapkan makan malam terlebih dahulu." setelah melepas jasku aku langsung menuju kamar mandi.

Setelah Kiera jatuh koma, rumah yang mengurusi hanya aku dan anak-anak saja. Untuk urusan menyapu dan mengepel, itu tugas kedua anak perempuanku, mereka bagi tugas. Sisanya sebagian besar Migusa dan Furisu juga, tetapi dibantu oleh Shouko dan Kyosei. Aku juga melakukan beberapa pekerjaan yang aku bisa selama aku sempat.

Rumah jadi sangat sepi ketika Kiera hanya bisa terdiam koma di ruangan yang ada di perusahaanku. Anak-anak awalnya memaksa agar Kiera lebih baik di rumah saja, tetapi setelah aku membujuk mereka akhirnya mereka menyetujui dengan sedikit terpaksa. Setidaknya ketika di perusahaanku, dirinya tetap terjagai tanpa lengah sedikit pun selama 24/7.

Ketika aku mendapati bahwa Kiera tidak bangun sesuai yang aku pikirkan, anak-anak merasa sangat terpukul dan sedih melanda mereka. Memang masih ada aku, tetapi sosok mama di dalam hidup mereka adalah kosong. Kalau aku memberi tahu mereka soal pesan Kiera, pasti mereka akan lebih terpukul lagi dengan fakta yang menyakitkan ini.

"Untuk makan malam… enaknya apa ya?" setelah aku mengeringkan tubuh dan berganti pakaian, aku menuju dapur dan membuka kulkas.

Aku mengambil bahan makanan untuk membuat pasta, spaghetii untuk 5 porsi. Soal hal masak-memasak, kadang-kadang aku membuatkan makanan untuk semuanya. Tetapi ketika aku tidak bisa atau tidak sempat, anak-anakku membuat makanan untuk mereka sendiri, atau membeli makanan dari luar. Jujur saja aku rindu masakan buatan Kiera.

Setelah selesai memasak untuk semuanya, aku mengirimkan pesan kepada anak-anakku untuk logout terlebih dahulu karena makanan sudah siap. Memang mereka tidak langsung datang kemari, tetapi dalam waktu kurang dari 5 menit mereka sudah keluar dari kamar mereka menuju ruang makan.

"Hmm, baunya sedap, wah spaghetii." Kyosei datang terlebih dahulu disusul anak-anakku yang lainnya.

"Kalau gitu ayo cepat cuci tangan dan kita akan makan. Nanti setelah makan kalian boleh main lagi asalkan tidak ada PR."

Makan malam itu berlangsung sangat cepat, tentu saja karena semuanya sudah lapar. Benar saja, setelah mereka selesai makan, mereka langsung menuju kamar mereka dan memainkan game Albheit Online lagi. Sebelum mereka bermain lagi, aku menyampaikan IGN atau username IDku supaya mereka bisa bermain bersamaku. Kurasa mereka sangat terburu-buru karena mereka memainkannya bersama teman-teman mereka.

"Ckckck, baru saja rilis hari ini, belum juga mereka tau semua hal tersembunyi yang aku sudah siapkan aja jadi adiktif begini, kalau sudah tersebar berita bahwa banyak hal yang tersembunyi semua orang pasti akan lebih giat memainkannya."

Aku bergumam sesaat membereskan piring bekas dan mencucinya. Banyak hal tersembunyi yang memang aku buat. Game ini memang membuat semua orang ingin berlomba-lomba menjadi yang nomor satu. Tidak adil bukan kalau karakterku sudah dari awalnya kuat? Jadi karakterku tidak akan muncul dalam ranking karakter, karakter Kiera juga tidak akan muncul.

Game ini memang bisa menjadi pelampiasan untuk orang yang selalu tertekan dengan kenyataan di dunia ini. Ketika mereka memainkannya, karakter mereka bisa desain sendiri, jadi jangan terkejut kalau penampilan asli akan berbeda dari karakter yang dibuat. Oh ya, tidak akan ada karakter perempuan yang dimainkan laki-laki atau sebaliknya, jadi tidak akan ada karakter jebakan.

"Humm, tadi aku sudah bermain, sebaiknya aku bekerja membuat karakter Kiera saja, dengan itu besok aku bisa meng-upload data yang aku buat."

Dalam semalaman itu aku membuat karakter Kiera sesuai aslinya. Karakter itu adalah karakter Goddess sesuai jalan ceritanya. Pada dasarnya karakter Kiera hanya ada perkenalannya, tetapi kemunculannya belum ada. Jadi dengan kubuatnya karakter Kiera ini, seluruh game sudah lengkap.

Game ini punya fitur yang selalu berkembang. Ingat bahwa NPC adalah Adaptive AI? Bukan hanya NPC saja, tetapi jalan ceritanya pun akan selalu berkembang sesuai kebutuhan dan segala kondisi. Jadi pemain tidak akan bosan dengan cerita yang diulang-ulang. Game ini memang sudah dirilis, tetapi dalam kenyataan game ini selalu berkembang dan berkembang tanpa henti.

"Nghh, capeknya. Eh sudah jam 11 malam aja. Sudah waktunya tidur, aku akan memberi tahu anak-anak dulu."

Setelah mengirimkan pesan lagi lewat Pentarundum, aku langsung memastikan bahwa anak-anakku tidak gadang untuk bermain game Albheit Online ini. Mereka masih harus sekolah besok, kalau tidak sekolah mereka punya kebebasan untuk melakukan apa pun, bahkan bangun siang pun kubebaskan.

"Tidur ya, jangan main lagi, kalau ketahuan kalian tidak boleh main lagi." aku sudah menetapkan ancaman agar mereka tidak melanggarnya.

Karena aku sendiri sudah terlalu lelah setelah selesai membuat karakter Kiera, dalam waktu sebentar saja aku langsung terlelap dalam tidur indahku. Kurasa aku terlalu banyak bekerja akhir-akhir ini, jadi secara fisik dan mentalku sangat lelah untuk melakukan dan menerima apa pun. Makanya aku tadi dengan mudahnya menangis mengetahui Kiera tidak bisa bangun kembali.

Tetapi fakta tidak boleh membuatku berhenti untuk mencoba, setidaknya sampai akhirnya aku akan terus mencoba walau gagal terus-menerus. Bukan berarti gagal adalah akhir dari segalanya, justru kegagalan lah yang membuatmu terus tersadar untuk bangkit dan bangkit lagi. Kenyataan boleh kejam, tetapi hati jangan sampai lemah.

Jalan buntu memang terlihat tidak mungkin dilewati, tetapi kenapa tidak menghancurkan batasan itu atau melewati batasan itu. Terbang melewati batasan yang ada akan membuatmu terus berkembang walau tekanan selalu membuatmu terjatuh. Itu hal yang selalu kutanamkan dalam otak dan hatiku ketika aku mulai menyerah. Setidaknya aku masih bisa bertemu dengan istri tersayangku walau dalam dunia Albheit Online.

Siguiente capítulo