Dewan mendapat sebuah panggilan telepon dari Delvis, awalnya dia heran kenapa Delvis hanya membaca pesannya saja. Ternyata lelaki itu malah menelponnya.
Dewan mengangkat sambungan telepon itu.
"Iya hallo," jawab Dewan. Menanggapi Delvis yang menyapanya.
"Abang tahu, di mana Zalfa?" Tanya Dewan. Dia langsung memastikan pada Delvis.
Sementara itu, Delvis yang tidak tahu, langsung menanyakan apakah Dewan sudah memastikan Zalfa di kostannya.
"Kamu sudah datangi kostannya?" tanya Delvis. Takutnya, mungkin Dewan belum ke sana, dan sudah membuat asumsi aneh-aneh.
Dewan menghela nafas. Dia seperti orang yang kesulitan berpikir, jika itu tentang Zalfa. Padahal, seharusnya dia pergi dulu ke kostan Zalfa, baru menelpon Delvis.
"Sorry Bang, gue gak kepikiran, yaudah gue ke sana aja. Maaf ya, ganggu acara keluarga Lo."
"Kalau Zalfa gak ada di sana. Kita ketemuan di depan persimpangan. Saya jangan ke sana. Kabari saya terus."
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com