“Perumahan Teluk Permai, blok C nomor 10?” Yudha bertanya pada radio di tangannya, lalu memutar setir, menatap tajam keramaian yang dilihatnya dari ujung jalan. “Siap.”
Kerumunan warga mendadak hening melihat kedatangannya. Ia turun dari mobil, menoleh saat mendengar mobil lain berhenti mendadak di belakangnya. Ia mengangguk pada rekannya yang berpakaian seragam polisi. Telinganya mendengar suara jerit tangis anak-anak sementara ia melangkah mendekat ke TKP. Tatapannya tertuju pada dua gadis kecil dalam pegangan beberapa warga yang resah. Satunya yang berambut ikal dan memakai jumpsuit menangis histeris, satunya yang bergaun pink hanya sesenggukan, menangis dalam diam. Ia mengisyaratkan warga untuk menjauh, dan bersama satu rekannya masuk ke dalam rumah yang pintu depannya terbuka lebar.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com