Andre menatap Edwin sekilas.
"Tentu saja." Edwin mengulurkan tangannya untuk mengusap keringat di dahinya. Lalu dia berkata kepada Andre, "Bukankah tadi kau menyuruhku untuk tidak membahas hal ini dengan Nayla lagi? Tentu saja aku tidak akan menuruti adikmu meskipun dia merayuku untuk memberitahunya tentang masalah ini."
Edwin merentangkan tangannya dan melanjutkan, "Tapi kalau saja kamu tidak segera kembali, mungkin bisa jadi aku tidak bisa menahan diri lagi dan akhirnya memberitahu Nayla tentang ciuman dalam meskipun kau telah melarangku. Pada saat itu, aku tidak akan terima jika kau mau membunuhku. Bagaimanapun juga, itu salahmu karena tidak segera kembali dari toilet, oke?"
"Heh, cukup adil." Andre menatapnya sambil tersenyum.
"Andre…Kenapa kamu menatapku dengan tatapan seperti itu, temanku?" Edwin kembali merasa bulu kuduk di punggungnya berdiri saat menangkap tatapan Andre.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com