"Ah.... Aku tau...."sambil tersenyum yang misterius. Devano yang sempat melihat senyum hulya pun langsung bertanya.
"Kenapa kamu senyum kayak gitu." Kata Devano.
"Gak papa,lagi kepikiran ayah sama bunda." Kata hulya.
"Tapi senyum kamu itu berbeda." kata Devano.
"Apa nya yang beda sih Dev,orang senyum aku kayak biasanya kok. Oh aku tau kamu kan belum pernah liat aku senyum makanya bilang senyum aku beda." kata hulya sambil terkekeh.
"Ya salah kamu juga kalo sama aku gak pernah senyum." kata Devano.
"Bukannya yang salah di sini itu kamu, kamu itu selalu saja membuat senyum aku tertelan dengan sebuah emosi yang kamu ciptakan sendiri." kata hulya kesal. Devano tak menjawab perkataan hulya lagi karena dia pasti tau Ujung-ujungnya dia juga yang kalah. Ketika mereka sudah di dalam kamar Devano,hulya sangat gelisah pasalnya hulya tidak di bolehin keluar hanya sekedar mengambil bajunya saja Devano marah,jadi bagaimana dia bisa membuat Devano tertidur malam ini.
"Malam nona,tuan saya mengantarkan minuman yang tuan pesan kan." kata Ica dan permisi meletakkan minuman nya di meja dekat sofa yang di sediakan Di kamar Devano.
"Ica kamu bisa tolong saya gak." kata hulya sambil berbisik.
"Bisa nona, nona minta tolong apa." kata Ica yang membalas nya juga berbisik, karena Devano sedang di kamar mandi jadi tidak melihat mereka berdua sedang berbisik-bisik.
"Tolong kamu ambilkan baju tidur dan sabun yang saya simpan di lemari pakaian paling bawah ya." kata hulya.
"Oke nona." kata Ica dan langsung keluar kamar tuannya itu. ketika Ica pergi Devano pun baru selesai mandinya, Devano keluar hanya menggunakan handuk yang di lilit di pinggang nya sehingga tubuhnya bertelanjang dada.
"Hulya aku sudah selesai, sekarang kamu yang mandi." kata Devano sambil berjalan ke lemari pakaian nya. ketika hulya ingin menjawab perkataan Devano ternyata Ica datang membawakan pesanannya.
"Permisi tuan,nona saya mengantarkan pesanan nona hulya." kata Ica.
"Terimakasih banyak ya Ica, sekarang kamu boleh pergi." kata hulya.
"Baik nona." Kata Ica dan langsung pergi dari kamar nona dan tuannya itu. ketika Ica sudah keluar hulya langsung ke kamar mandi dan tidak lupa dia membawa sabun yang di perintahkan nya Ica untuk mengambilnya.
Di dalam kamar mandi hulya bersyukur karena dia tidak di curigai oleh Devano
"Huh untung gak ketauan,kalo ketauan mampus aku pasti akan di siksa oleh Devano, dan untung saja aku kepikiran untuk membuat ini dalam bentuk padat. Karena aku harus pandai bermain dengan iblis,kalo tidak aku yang bakal sengsara dan tersiksa dan gak bakalan aku biarkan itu terjadi." kata hulya yang bermonolog sendiri di kamar mandi. hulya pun mulai membersihkan dirinya, setelah selesai dengan ritual mandinya hulya langsung menggosokkan obat tidur itu yang berbentuk pewangi ruangan ke seluruh badannya, jadi jika Devano menciumnya atau mencium aromanya Devano akan merasa kantuk dan tertidur pulas. Setelah selesai hulya pun keluar dan langsung menuju meja hias untuk menyisir rambutnya.
"Dev.... Tolong bantu aku buat mengikat rambut ku karena tangan aku sakit." kata hulya berbohong.
"Sakit..,tangan kamu kenapa bisa sakit."kata Devano.
"Tadi ke bentur pas mau ambil sikat gigi eh kepleset...,terus tangan aku ke bentur sama dinding." kata hulya.
"Kenapa gak hati-hati sih." kata Devano yang langsung menghampiri hulya dan mengikat rambutnya. terpampang jelas lah pundak hulya yang putih,mulus nan menggoda itu.
Devano langsung mencium pundak hulya, awalnya hulya ingin memberontak tapi dia baru ingat kalo dia sudah mengoleskan obat tidur itu di pundaknya.
"Hulya aku ingin hak ku." kata Devano.
"Gak... Kamu lupa perjanjian kita." kata hulya yang sudah ketakutan,dia takut obat tidur itu tidak berfungsi.
"Ya aku tau tapi kamu harus melayani ku." kata Devano.
"Gak Dev.... Aku em...." ucapan hulya langsung terputus karena Devano menciumnya secara membabi buta.
Devano tidak melepaskan ciuman mereka dia mengangkat tubuh hulya ala bridal style ke kasur, sedangkan hulya memberontak dan berteriak dalam ciuman mereka, sampai nya di kasur Devano langsung menindih tubuh mungil hulya, sekarang hulya tidak bisa lagi memberontak karena dia sudah di bawah Kungkungan Devano.
"Oh ya Allah apakah malam ini juga aku harus kehilangan mahkota ku,yang sudah lama aku simpan." kata hulya dalam hatinya dan sambil menitihkan air mata.
Devano pun sudah tidak sabar ingin melahap tubuh mungil hulya, Devano melepaskan ciuman mereka hulya pun lega karena dia masih hidup. Hulya langsung menghirup udara sebanyak-banyaknya,ketika hulya menenangkan dirinya hulya di kejutkan dengan benda asing dingin,yang berada di lehernya ternyata Devano sedang menghisap leher hulya sudah seperti vampir yang haus akan darah.
"Dev hentikan semua ini." kata hulya dengan suara yang keras.
"Dev... Aku mohon hentikan semu ini hiks... Hiks... Hiks..." kata hulya yang sudah menangis.
Devano yang mendengar hulya menangis langsung frustasi dia tidak tega ketika hulya menangis, Devano bimbang apakah dia harus berhenti atau dia harus lanjut demi menuntaskan hasratnya. Karena Devano tidak bisa menahan hawa nafsu nya dia pun kembali melahap bibir hulya dia tidak mau mendengar bibir mungil itu mengeluarkan bunyi tangisan.
Hulya sudah pasrah dia tidak tau lagi harus berbuat apa dia juga tidak kuat untuk melawan Devano sudah berbagai macam cara dia lakukan tapi hasilnya nihil karena Devano lebih kuat dari hulya tenaga nya, ketika hulya sudah pasrah dengan apa yang Devano lakukan tapi malah Devano nya berhenti menyentuh hulya dan dia juga tidak melumat bibir hulya lagi.
"Dev kamu kenapa." kata hulya yang sudah keluar dari tindihan Devano.
"Dev.... Kok kamu gak gerak sih, kamu sakit ya." kata hulya yang melihat Devano tidak bergerak sama sekali bahkan di terbaring dengan gaya tengkurap.
"Dev ..." kata hulya sambil membalikkan badan Devano.
"Ah.... Hhhhhh..... Ternyata kamu tidur" kata hulya yang sudah tertawa melihat Devano tidur sambil ngorok.
" Dev- Dev ,aku pikir ini adalah akhir dari segalanya. Ternyata aku salah Allah lebih berpihak kepada ku dan akhirnya obat itu berfungsi juga ya meskipun agak terlambat berfungsi tapi gak papa yang penting aku selamat." kata hulya bermonolog sendiri.
hulya langsung membenarkan posisi tidur Devano setelah itu hulya langsung menggunakan pakaian nya dan dia juga langsung bercermin dia ingin melihat bekas gigitan yang Devano lakukan terhadap lehernya.
"Ck pantesan sakit udah begini sampai ungu." kata hulya.
"Awas saja kamu Dev,aku gak bakalan tidur lagi di kamar jahanam ini." kata hulya.
"Aku harus pandai menghadapi iblis seperti kamu Dev" kata hulya sambil terkekeh.
"Tidur yang nyenyak yah,iblis yang ganas. Jangan menerkam aku lagi tidur ya iblis ganas." kata hulya sambil terkekeh geli.
Bersambung....
hanya penulis biasa dan masih banyak lagi kekurangannya,jangan lupa riview,tekan tombol power stone dan bintang nya ya(^^). selamat membaca semoga suka dengan ceritanya^^.
Bangka Belitung
Desa pangkal niur,20 Januari 2021
eka63_63