-JUMAT-
Aku tidak semangat bagun pagi, rasanya malas sekali untuk pergi ke sekolah hari ini, bahkan aku takut untuk menghadapi hari esok sebab waktu semakin menipis untuk menemukan Bimo. Kalau sampai 2 minggu belum juga ketemu, pencarian akan di hentikan dan saat itu bisa dibilang bahwa Bimo sudah tiada.
Ini menyakitkan, aku tidak mau akhirnya seperti ini.
"Ray, sudah siap? Biar diantar ayah ke sekolah." Mamah membuka sedikit pintu kamarku dan berbicara melalui celahnya itu. Aku menoleh menatap mamah.
"Udah mah."
"Yuk turun, sarapan."
"Iyaah."
Ku ikuti mamah turun menuju meja makan, sudah ku bawa tasku sekalian. Aku makan sarapanku dengan cepat, lalu berangkat sekolah dengan ayah dan Irin.
Tak ada yang beda dengan sekolahku hari ini, masih tetap mengadakan doa bersama, beberapa orang guru yang dekat dengan Bimo serta wali kelasku saja yang tampak khawatir dan berdoa sungguh-sungguh.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com