Kami berlari kecil dibawah naungan payung hitam besar milik mamah yang ku pinjam, Bimo membukakan pintu penumpang depan untukku, kemudian memutar di depan kap mobil menuju sisi pengemudi.
"Kena basah Yang?" tanyanya ketika baru saja duduk di kursi pengemudi dan meletakkan payung ke lantai belakang.
"Enggak," aku menggeleng.
Dia tersenyum lucu, lalu mulai menyalakan mobil dan melaju membelah hujan ringan malam itu, wiper mobil dengan setia bergoyang konsisten membersihkan titik air pada kaca depan.
Dia memggenggam tanganku erat sembari melajukan mobilnya santai. Aku merasa Bimo kelewat tenang malam itu, tak banyak bicara, membuatku jadi sedikit sulit memulai percakapan diantara kami.
Aku mulai berpikir untuk membicarakan soal kepindahan ayah saat ini, setelah ku pikirkan lagi, lebih baik aku bicara padanya lebih awal agar kami berdua bisa mencari solusi secepatnya tanpa ada masalah di kemudian hari.
"Bim," sapaku sedikit ragu, dia masih setia menggenggam tanganku.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com