Aku membelalak saat lihat jam di layar ponsel Bimo saat ini. Jantungku berpacu sebab takut, aku sangat tahu bahwa kesalahanku ini fatal dan bahkan ayah akan marah padaku karena hal ini. Aku menutup mataku rapat-rapat, berpikir keras apa alasan yang masuk akal untuk ku berikan pada Bimo sekarang. Tapi otakku tidak bisa berpikir, aku terlalu cemas untuk putar otak.
"Tau gak, aku sudah berapa lama duduk disini?" suara Bimo masih dingin, aku rasanya ingin menangis karena cara bicaranya, tidak pernah sekalipun dia bicara dengan cara seperti ini sebelumnya. Membuat aku semakin tertunduk tidak berani menatapnya.
"Hampir 3 jam,"
Hah? selama itu? Terus kenapa gak masuk aja cari kedalem?! pekikku dalam hati tapi tak berani menjawab.
"Kenapa gak cari kedalem?" tanya nya seolah bisa baca pikiranku.
"Mana aku tau kamu di ruangan yang mana, siapa yang pesan ruangannya, atas nama siapa dll."
Ah, benar juga. Tidak mungkin Bimo masuk lalu membuka satu per satu pintu ruangan di dalam sana.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com