"AH! Si bocah nyebelin!" seruku sambil menunjuk wajahnya.
"Nyebelin?" wajahnya terlihat kaget. Mungkin tidak menyangka kalau kesanku padanya itu senegatif itu.
"Errmm ...." aku keceplosan, hanya bisa menggaruk pelipisku yang tidak gatal.
"Taga banget sih kak, padahal aku nungguin kakak tiap ada acara Bhayangkara, tapi gak pernah nongol." sahutnya lemah.
"Ngapain nungguin aku?" tanyaku heran.
"Ya pengen ketemu lah, gimana sih." sahutnya.
"Aku gak pengen ketemu kamu makanya gak pernah ikut ke acara lagi." jawabku telak, dia sedikit merengut.
"Kok gitu?"
"Rewel sih."
"Heheh, iya kah?" dia malah nyengir dan menggaruk tengkuknya kikuk.
"Iya!"
"Ya udah maap, gak rewel lagi deeeeh ...."
Aku diam saja, tak lagi menanggapinya, Bimo dari tadi hanya menatap kami bergantian dengan tampang bingung.
"Kak!"
"Apaaaa?" jawabku malas.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com