"Kak Raya! Boleh gabung duduk disini gak?"
Aku menoleh, nah ... ini dia orangnya panjang umur. Aku tersenyum lalu menganggukkan kepala.
Dia tampak sumringah sembari duduk mendekat padaku, kulirik sekilas kawan-kawan sekelasnya tadi. Mereka tampak masam dan jadi malas, mungkin ingin segera pindah tapi tak ada lagi tempat kosong yang cukup luas untuk mereka semua duduk bersama, akhirnya tetap memutuskan duduk disini.
"Waah, bagus ya sepatunya! Baru beli ya?" sindir Dwi setelah lihat sepatu yang dipakai Tari, persis sekali dengan milikku yang sedang ku pakai, baru saja aku beli minggu lalu. Tak ada bedanya, sangat sama bahkan warnanya dan tali sepatu yang aku beli terpisah juga sama. Tadinya aku tidak sadar akan hal itu, tapi setelah Dwi membuka suara, aku refleks melihat ke arah kakinya, dan kesalku langsung terasa menggulung ke kerongkongan minta di semburkan ke wajahnya setelah lihat sepatu itu.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com