"Kamu ... gak kecewa sama aku?" akhirnya ku tanyakan juga padanya soal ini.
"Kecewa kenapa?" kernyit alisnya nampak dalam.
"Soal foto itu, masa laluku, soal ... aku bisa jadi gak seperti eksp--"
"Aku gak peduli," dia memotong omonganku.
"Sudah ku bilang aku gak peduli foto itu benar atau enggak, semua orang punya masa lalu, Ray. Kalau pun iya kamu dulu nakal, aku yakin yang aku lakukan dulu lebih parah dari kamu, aku yakin aku lebih nakal dari kamu. Kalau ku tanya apa kamu kecewa sama aku saat tahu gimana parahnya aku dulu, kamu bakal jawab apa?" panjang lebar ia berujar, sambil menangkap netraku dengan serius.
Aku menggeleng. "Aku gak kecewa karena kamu sekarang gak kayak gitu," jawabku atas pertanyaannya. Kalau soal itu sih aku tahu, dulu dia pasti nakal banget, tapi selama saat bersamaku dia tidak begitu, kenapa harus ku permasalahkan?
Eh?
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com