Dion sedang dalam keadaan panik. Ada beberapa luka di wajahnya yang tampan dan lengannya yang telanjang juga ditandai dengan goresan panjang karena batu tajam. Dion awalnya berpakaian rapi, tapi kini seolah telah terlempar ke dalam kekacauan.
Jalan menuju rumah Keluarga Suseno bukan jalan datar. Jalan itu kasar, masih dipenuhi batu-batu dengan ukuran besar dan kecil yang tak terhitung banyaknya. Itu membuat pria tersebut berpenampilan compang-camping. Dion segera mengetuk pintu rumah Keluarga Suseno. Setelah beberapa saat, dia mendengar derit pintu merah bata yang terbuka.
Itu adalah asisten Nanda yang Dion pernah lihat saat dia mengantar Yura hari itu. Orang itu mengenal Dion, dan sedikit terkejut saat melihat penampilan Dion yang berantakan. Dion mengerutkan kening dengan api di matanya. Dia meraih kerah asisten Nanda itu dan meraung, "Ke mana Yura pergi?"
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com