Angga keluar dari mobilnya.
Reynaldi berjalan ke arahnya dan berhenti di depannya.
"Reynaldi, kenapa kau di sini?" tanya Angga heran.
"Aku pikir Direktur Angga sudah tahu itu" ujar Reynaldi dengan tenang.
Angga mengagumi ketenangan Reynaldi.
"Alana, bukan?"
Dia langsung ke intinya.
Bahkan jika dia dan Alana menikah pada bulan Februari, dan Angga hanya memberitahu secara pribadi ke pihak sekolah, dia tahu bahwa cepat atau lambat berita itu akan menyebar, dan cepat atau lambat itu akan terdengar oleh Reynaldi.
"Itu kau, kan?"
Reynaldi memandangnya dengan marah dan menatapnya dengan tajam.
"...Ya."
Begitu Angga menjawab, tangan Reynaldi sudah dengan cepat akan memukul dirinya!
Namun, Angga menghindar dengan lebih cepat, membuat tinju itu hanya menghantam dara kosong.
"Aku selalu berpikir kau adalah orang yang tahu bagaimana mengendalikan emosi."
Angga menatapnya dan berkata dengan santai.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com