Di Angel Island
Gan Fall yang awalnya ingin pergi ke Upper Yard telah berhenti disini karena dari langit dia telah melihat Pasukan Dewa miliknya yang entah kenapa berada di Angel Island
Setelah salah satu bawahnya menjelaskan dia akhirnya mengerti apa yang terjadi dan juga menjadi sangat marah pada Enel
Gan Fall lalu berjalan ke arah McKinley yang sedang melihat para pasukan miliknya sedang mengarahkan penduduk untuk menyelamatkan diri
McKinley yang melihat kedatangan Gan Fall menyapanya "Dewa.."
"Hentikan itu McKinley, aku bukan lagi seorang Dewa. Dan jika seorang Dewa melakukan seperti apa yang telah dilakukan oleh Enel, aku lebih memilih untuk tidak mendapatkan gelar itu lagi.." Kata Gan Fall
"..." McKinley terdiam dengan apa yang di katakan oleh Gan Fall
Sampai bawahannya datang untuk melaporkan sesuatu
"McKinley-san awan hitam itu entah kenapa tidak lagi keluar dari kapal.." Kata salah seorang Pasukan White Berets
"Apakah ada yang menghentikan Enel..?" Katanya dengan heran
"Sepertinya begitu, karena saat Enel pergi ke kapal itu dia sepertinya telah di pukul oleh seseorang.." Kata mantan Tentara Dewa yang ikut mengarahkan penduduk
"Apakah orang itu.." Pikir Gan Fall dalam hati
"Apakah telah berakhir..?" Tanya seseorang penduduk yang tidak ikut berlari
"Tidak.." Kata McKinley yang tiba-tiba menjadi pucat
"Hah..?"
"Lihatlah itu..!" Gan Fall yang menunjuk ke Langit
Mereka melihat ke arah yang ditunjuk Gan Fall, Awan hitam di langit membentuk menjadi Bola Raksasa secara perlahan-lahan
Para penduduk lain yang masih berlarian juga melihat itu langsung berhenti berlari dan terduduk lesu.
"Apakah Enel berencana melenyapkan Upper Yard..!" Kata Gan Fall
"Gan Fall-Sama apakah Enel juga berencana melenyapkan Angel Island..?" Tanya McKinley
"Sepertinya iya..!" Jawab Gan Fall serius
Bola Raksasa itu perlahan mulai jatuh. Saat Bola Raksasa itu akan segera mencapai Upper Yard, Bola Raksasa itu tiba-tiba menjadi hilang
Dan di langit yang tersisa adalah sebuah Makhluk yang terlihat mengerikan
"Roaaaarrrr..!" Makhluk itu meraung di Langit dan kemudian terbang menuju Kapal Terbang tempat Enel Berada
"Apa itu..?" Kata salah seorang penduduk
"Itu terlihat sangat mengerikan.." Kata Penduduk yang lain
"Aku tidak tahu, Tapi Mungkin saja itu adalah Dewa Asli yang datang untuk menghukum Dewa Palsu.." Kata Gan Fall yang kemudian menggenggam tanganya untuk berdoa
McKinley, White Barets, Mantan Tentara Dewa, beserta Para penduduk mengikuti apa yang dilakukan oleh Gan Fall
"Aku berharap perang dengan Suku Shadia akan segera berakhir dan kami bisa hidup bersama.." Kata Gan Fall
Semua yang mengikuti Gan Fall saling memandang lalu menjadi tersenyum
"Aku berharap keinginan Gan Fall-Sama dikabulkan.." Kata mereka semua secara bersamaan
"Kalian.." Kata Gan Fall yang kemudian menjatuhkan air mata
-------------
Di Desa Awan Tersembunyi
"Pemimpin Desa, apakah tanah leluhur yang selama ini kita perjuangkan untuk merebutnya kembali akan musnah seperti ini..?!" Tanya Raki melihat Bola Raksasa yang berada di atas Upper Yard
"Aku tidak tahu, tapi semoga akan terjadi keajaiban.." Kata Pemimpin Desa dengan pasrah
"....."
"....."
"Itu.. Apa itu..?" Kata Aisa secara tiba-tiba
"Ada apa Aisa..?" tanya Pemimpin Desa
"Ada suatu suara yang muncul, tapi aku tidak yakin apa itu.." Kata Aisa
Kemudian Bola Raksasa yang akan segera mencapai Upper Yard tiba-tiba menghilang dan di gantikan oleh Makhluk yang memiliki kepala Naga dan badan Rusa. Makhluk itu meraung keras lalu terbang ke kapal tempat Enel berada
"Apa itu..?!" Teriak para penduduk Shandia setelah makhluk itu terbang ke arah kapal
"Mungkin saja, itu Dewa yang sebenarnya.." Kata Pemimpin Desa lalu mengepalkan tangannya
"Apa yang kau lakukan Pemimpin Desa..?" Tanya Raki
"Berdoa..Untuk Kedamaian.." Jawabannya
---------------
Di tempat berkumpulnya kelompok Lightning Star
Law, Sanji, Usopp dan Bepo telah tiba dan saat ini mereka sedang memandang Bola Raksasa yang berada di langit
"Kyaaa...!"
"Gyaaa....!"
"Kwekkk..!"
Bepo, Chopper dan Karoo berteriak keras melihat Bola Raksasa itu
"Diamlah kalian bertiga..!" Kata Zoro
"Sebenarnya apa sih yang dilakukan oleh ketua.." Kata Franky
"Yah, awalnya kami berada di kuil Dewa tapi orang itu melarikan diri dan sepertinya dia mengaktifkan kapal itu.." Kata Law menjelaskan
"Tapi yah kali ini ketua sedikit ceroboh.." Kata Sanji
"Ya, kita harus mempersiapkan yang terburuk.." Kata Jinbe
"Apakah kalian melupakan sesuatu yang berada di tubuh Luffy..?" Kata Nami tiba-tiba
"Ah..." Jawab mereka
Bola Raksasa yang semakin mendekat tiba-tiba menghilang dan ditempat Bola Raksasa sebelumnya ada Makhluk yang terlihat mengerikan sedang meraung lalu terbang ke arah kapal
"Apa itu Kirin..?" Tanya Kuina
"Wow Kirin menjadi semakin besar.." Kata Kaya
"Kirin seukuran itu tidak terlihat imut sama sekali.." Kata Robin
"Sepertinya dia telah semakin kuat setelah menghisap petir itu.." Kata Reiju
"Sepertinya akan segera berakhir.." Kata Vivi
"Ya.." Jawab Nami
"Kalian, ayo ikut aku.." Kata Law kepada Zoro, Sanji, dan Jinbe
"Kemana..?" Tanya Jinbe
"Untuk menyakinkan sekumpulan orang yang berusaha merebut kembali miliknya.." Jawab Law
Mereka bertiga mengangguk karena langsung mengetahui siapa yang dimaksud oleh Law
-------------
Di Dalam Hutan, tepat di bawah Kapal terbang
"Enel bajingan itu..!!" Kata Wyper yang melihat langit
"Dia bermaksud untuk melenyapkan tanah leluhur kita..!" Kata Kamakiri
"Kita tidak akan bisa melakukan apapun terhadap hal itu.." Kata Braham
"Apakah semua ini akan berakhir disini.." Kata Genbo yang melihat bahwa Bola Raksasa semakin mendekat
"Aku menolaknya, ini tidak akan berakhir disini..!" teriak Wyper
"Tapi Wyper lihatlah itu..! Kita sama sekali tidak bisa berbuat apa pun terhadap itu..! Bahkan Reject pun tidak akan berguna..!" Teriak Kamakiri kepada Wyper
Tapi tiba-tiba Bola Raksasa itu menghilang dan muncul sebuah Makhluk yang terlihat mengerikan. Makhluk itu meraung dengan Keras lalu terbang ke arah kapal
"Itu, Apa itu..!" kata Kamakiri
"Aku tidak tahu, tapi yang pasti perjuangan kita masih akan berlanjut..!" Kata Wyper
"Untuk Menyalakan Api Shandora..!" Katanya
---------
Enel menjadi terdiam melihat Raigo miliknya yang telah menghilang karena Kirin
"Sepertinya itu membuatmu sangat terkejut ya Dewa.." Kata Luffy yang melihat Kirin sedang terbang ke arahnya
"Ini akan segera berakhir.." Kata Luffy yang kemudian menutup matanya
"Ini tidak akan berakhir seperti ini..!" Teriak Enel lalu menggunakan teknik terkuatnya
"Max 200 juta Volt..Amaru..!"
Kirin yang telah sampai di kapal dengan cepat memasuki tubuh Luffy
"Meski kau dengan keras menolak, Itu tidak akan merubah apapun.." Kata Luffy yang kemudian membuka Matanya yang telah berubah menjadi Mata Naga
"Gear 2, Limit Breaker..!" Gumamnya
Di tubuh Luffy muncul petir bewarna Biru Keputihan lalu menjadi Ungu dan akhirnya Menjadi Warna Hitam yang terlihat sangat mengerikan
Luffy yang seperti berteleportasi tiba-tiba muncul di depan Enel dan memukul perutnya yang mengakibatkan Enel terbang ke udara dan memuntahkan darah dari mulutnya
"Ughh..!"
Lalu Luffy kembali muncul di dekat Enel yang berada di udara
"Sayonara Kami-sama.." Kata Luffy yang kemudian mengarahkan telapak tangannya ke Enel
"Heavenly... Judgment..!!" Dari Telapak Tangannya Luffy menembakkan Energi Petir Hitam yang menjadi sangat besar saat dilepaskan ke arah Enel
Enel melebarkan matanya dan tanpa sempat berkata apapun dia telan oleh Gelombang Energi itu
Gelombang Energi itu melintasi Langit Skypiea yang dapat dilihat oleh seluruh orang di negeri ini.
Saat Gelombang Energi itu menghilang. Enel yang di telan gelombang energi itu telah menghilang dan yang tersisa adalah percikan petir bewarna biru
"Bzzt..Bzzt..Bzzt.."
Percikan Petir itu tiba-tiba terbang ke Luffy dan Memasuki tubuhnya
Luffy sama sekali tidak menolak, karena itu adalah Energi Petir yang telah meninggalkan tubuh Enel karena dirinya telah musnah
Petir Di sekujur tubuh Luffy mengalami tanda-tanda perubahan setelah Energi Petir bergabung dengannya. Sebelumnya Petir Hitam tercipta karena Kirin menghisap Energi Petir pada Raigo milik Enel.
Setelah Luffy menggunakan Teknik Heavenly Judgment, Petir Hitam di tubuh Luffy menunjukkan tanda-tanda menghilang karena Teknik itu terlalu banyak mengonsumsi Energi.
Tapi setelah Energi Petir memasuki tubuh Luffy, Petir Hitam yang sebelumnya akan menghilang kembali Muncul dan terlihat lebih medominasi
Bukan hanya itu, Haki Pengamatan milik Luffy juga telah meningkat karena bergabungnya Energi Petir. Dan Saat ini dia bisa merasakan seluruh Skypiea
"Kalian menginginkan perdamaian, dan untuk mencapainya adalah dengan cara itu.." Kata Luffy yang mendengarkan seluruh Doa warga Skypiea termasuk Suku Shandia
"Lalu mengapa aku tidak mengabulkannya saja.." kata Luffy, Lalu dia tiba-tiba telah menghilang
Kemudian Luffy telah muncul kembali di depan Sebuah benda yang sangat megah. Yang tidak lain adalah Golden Bell yang paling dibanggakan oleh Penduduk Shandia
Meski di tutupi beberapa akar tumbuhan, Golden Bell ini tidak kehilangan kemegahannya.
"Jadi ini, Golden Bell itu.." Kata Luffy yang berjalan mendekat setelah Menonaktifkan Gear 2 Limit Breaker miliknya. Tapi tiba-tiba Luffy melebarkan matanya dan berseru
"Bukankah ini Poneglyph..!"
"Apakah Shandora memiliki keterikatan dengan apa yang terjadi pada abad kekosongan, Robin akan senang melihat ini.." Kata Luffy
"Dan Sepertinya aku harus bertanya dengan Suku Shandia nantinya. Saat ini hal yang terpenting adalah membunyikan ini.."
Luffy kemudian memegang salah satu akar yang berada di Golden Bell dan membakarnya menggunakan api skala kecil
Setelah Akar telah habis terbakar Luffy sedikit mundur
"Selama 400 tahun, Bell Ini tidak pernah berbunyi dan sekarang mari kita dengarkan Suara Legendaris itu..!" Luffy kemudian bersiap untuk memukul Bell itu
"Para Shandia selalu meneriakkan Nyalakan Api Shandora bukan? Jadi biar aku gunakan kata-kata mereka.." Kata Luffy
Kemudian Luffy Meregangkan Lengannya ke depan untuk memukul Golden Bell
"Api Shandora..! Telah Menyala...!" Teriaknya
Seakan setuju dengan Perkataan Luffy Golden Ball kemudian berbunyi tepat setelah Luffy menyelesaikan perkataannya
"Dong..Dong..Dong.."
"Dong..Dong..Dong.."
"Dong..Dong..Dong.."
Perjalan Kelompok Lightning Star di Grandline : Hari ke 19