7 sekawan yang berencana ingin menghabiskan waktu liburan di tempat yang indah yaitu sebuah pulau yang belum pernah terjamah tangan manusia, tapi mereka salah, karena dipulau itu sudah dihuni sekelompok makhluk yang menghisap darah manusia, hingga akhirnya mereka kehilangan 1 nyawa teman nya disana.
Hooaaaammm...
Mentari pagi yang indah memancarkan sinarnya yang begitu hangat, terlihat cahaya nya di balik tirai jendela. Membangunkan Tiara yang masih setia dibalik selimut nya.
"Ahh..., ternyata sudah pagi."
Aku pun segera bergegas ke kamar mandi untuk bersiap-bekerja. Yaa aku bekerja di sebuah restoran sebagai koki. Selesai mandi dan berpakaian rapi, aku segera keluar kamar dan menuruni anak tangga menuju ruang makan yang ada dibawah.
"Selamat pagi Mah, Pah," ucapku sambil duduk dikursi meja makan.
"Pagi juga sayang, bagaimana dengan pekerjaan mu? apakah kamu betah?" ucap Papa.
Memang baru menginjak 2 bulan aku bekerja disana, tapi rasanya aku sudah bisa mendapatkan keluarga baru disana. karena semua teman bahkan pemilik resto sangat baik padaku.
"Ko, melamun sih Papa tanya?"
"Eeh, iya Pah, Alhamdulillah semuanya baik dan aku betah."
"Syukurlah kalau begitu."
"Tia udah selesai sarapan nya, Tia berangkat dulu yah Mah, Pah, Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam."
Tia, itulah panggilan akrab ku sehari-hari, aku menuju pintu depan dan membukanya, sampai dihalaman aku segera menaiki motor matic ku yang bewarna putih. aku men stater motorku dan Breemmm..., aku pun melaju dengan kecepatan sedang, karena jarak rumahku ke resto sekitar 3 km.
Cahaya sang mentari begitu cerah menemani perjalan ku, seiring dengan berbaris nya kendaraan di sampingku.