Art cukup bingung karena dia tidak memiliki tinta dan kertas untuk membuat formasi. Art berpikir apakah mungkin tinta tersebut digantikan dengan yang lain seperti darah dan untuk kertas bisakah diganti dengan buku kosong sebelumnya.
"dicoba juga tidak ada ruginya. Bila berhasil itu akan mempermudah untuk membuat formasi di masa depan."
Art mengambil keputusan dan segera berdiri untuk keluar dari gua. Sebelum art keluar dari gua dia mengambil pedangnya dan berpesan pada green.
"aku akan pergi untuk mencari monster didekat sini"
Walaupun green saat ini sedang tidur art tetap berbicara padanya karena dia bosan sendirian disini setelah semua dia tidak bisa berbicara dengan orang lain. Art keluar gua dan berjalan ke arah selatan karena dia belum pernah pergi ke arah ini sebelumnya. Art sedikit berharap bahwa dia akan dapat mendapatkan buah yang dapat membantuya untuk menerobos bukaan mata.
"semoga ada buah yang lezat di arah ini dan dapat membantuku untuk membuka bukaan mata"
Art berharap dia akan beruntung untuk mendapatkan buah yang baik dan dapat mempercepat dia dalam membuka bukaan mata. Art berjalan dan dalam beberapa saat art melihat dua monster sedang berkelahi. Art segera bersembunyi di belakang pohon terdekat dan mengamati kedua monster tersebut.
Monster petama yang berada di darat adalah monster dengan penampilan macan tutul dimana seluruh tubuhnya memiliki tanda berbentuk persegi dengan berbagai ukuran dan dia memiliki ekor yang sangat tajam. Ekor macan tutul berbentuk seperti tombak dimana ujung ekornya memiliki bentuk segitiga.
Monster satunya adalah monster dengan penampilan burung dimana seluruh bulunya berwarna kuning kecuali untuk sebagian ekornya dan bulu jambulnya yang sangat besar di atas kepalanya yang berwarna hijau.burung kuning ini memiliki paruh yang runcing dan cakar yang sangat tajam. Paruh dan cakar burung ini terlihat seperti milik rajawali di dunianya sebelumnya, yang membedakannya adalah paruh dan cakar ini lebih tajam dari pada rajawali sehingga ketajaman paruh dan cakar tersebut lebih seperti pedang yang art bawa saat ini.
Saat mengamati kedua monster itu, tiba-tiba art melihat sebuah buah yang berbentuk seperti buah anggur di dunianya sebelumnya. Buah anggur tersebut tumbuh di sebuah pohon kecil seukuran lengan manusia dewasa dengan beberapa daun menjalur ke sekeliling. Pohon itu hanya menghasilkan buah anggur di tengah-tengah dedaunan dimana selain itu tidak memiliki buah sama sekali. Art melihat buah tersebut dengan hati-hati dan semakin art mengamati buah tersebut dia semakin yakin bahwa buah tersebut adalah buah spiritual seperti yang dia dapatkan sebelumnya.
Art berpikir bahwa dia harus mendapatkan buah ini. Art melihat ke arah dua monster yang bertarung dan merasakan aura mereka. Art yakin bahwa dua monster tersebut harus sekuat dirinya ketika baru pertama kali membuka bukaan jantung. Art yakin bahwa dia bisa mengalahkan mereka tapi dia tidak segera bergerak ke arah mereka. Art tetap bersembunyi dan menunggu kedua monster tersebut lelah atau mendapatkan kesempatan yang baik untuk menjatuhkan mereka dalam sekali pukulan.