Mata mengerjap-ngerjap, menyesuaikan dengan cahaya ruangan. Hal yang pertama kali Kurnia lihat adalah plafon putih. Lalu jam dinding yang menunjuk pukul 11:46. Ia berusaha bangkit duduk sampai tiba-tiba merasakan seluruh tubuhnya terasa berat, melirik ke samping dan--
"Geser lo, homo biadab!"
—menemukan bangkai Aristo nemplok di sisi tubuhnya, lantas menendangnya.
Kurnia menggeliat kasar. Ia berjengit ketika menyadari kedua tangan Aristo melingkari pinggangnya, serta kepala seniornya itu juga dekat dengan ceruk lehernya, hampir menyentuh kulitnya.
Bocah SMP itu kembali menendang-nendang tubuh Aristo supaya lepas. Tapi alih-alih lepas, si tuan rumah malah mengeratkan tangannya pada lingkar pinggang Kurnia.
"Gila lu! Lepas, njeng! Bangun buruan! Kasih gue stick PS nya! Lo udah janji!"
"Hmm...."
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com