Kendrik dan Renata pun sudah selesai makan, kini mereka berdua pun berjalan-jalan pergi ke taman untuk menikmati angin sore yang begitu menyejukkan.
"Kau menyukainya?" tanya Kendrik yang melihat gadis di samping sambil tersenyum tipis.
"Hem, pemandangannya sangat bagus. Apa lagi melihat banyak anak-anak bermain," jelas Renata karena dulu ia sangat menginginkan untuk memiliki seorang anak dari rahimnya namun, Tuhan malah berkehendak lain calon suaminya telah meninggal dunia sejak hari pernikahan mereka. Suaminya di tembak mati di tempat saat suaminya sedang menyematkan cincin di tangannya, Renata sangat terluka akan kepergian suaminya namun, ia akan menerimanya dengan iklas karena ia rasa itu sudah jalan takdir mereka berdua yang mempersatukan mereka hanya sampai di plaminan saja.
"Kenapa raut wajah mu seperti ini?"
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com