webnovel

Penyesalan dan Menebar Janji

"Assalamualaikum, Mas Farel. Bangun dulu yuk aku sudah membuatkan sarapan untuk kamu, ini sudah siang tidak bagus kalau laki-laki bangun kesiangan juga."

Zulfa menyibak rambut Farel ke belakang, menatap laki-laki itu dengan sorot mata yang sangat hangat. Bagaimana pun juga, Farel adalah suaminya. Ia masih memiliki kewajiban sebagai seorang istri, dan tidak seharusnya meninggalkan sang suami dengan jangka waktu yang cukup lama.

Dalam tidurnya Farel menggeliat malas sambil menggeram rendah, ia belum sadar kalau sosok yang paling dirinya tunggu-tunggu sudah hadir kembali di hidupnya. "Sebentar lagi, Fa. Lima menit lagi deh, janji." racau-nya yang masih enggan bangun dari benda empuk yang menjadi tumpuan tubuhnya tertidur.

Capítulo Bloqueado

Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com

Siguiente capítulo