webnovel

Yola

"Kenapa emangnya sama Taera?" tanya Ardilo yang penasaran kenapa tiba-tiba Kaino ingin ngobrol soal Taera.

Kaino terlihat gugup. Antara mau mengatakan sesuatu dan tidak. Dia ingin mengatakan kalau dia juga menyukai Taera tapi dia ingin memastikan perasaan Ardilo terlebih dahulu.

"Lo beneran suka sama dia?" tanya Kaino balik.

Ardilo mengangguk tanpa ragu.

"Suka yang beneran suka?" tanya Kaino lagi.

"Iya, gue suka banget sama dia. Gue cinta dia," jawab Ardilo tanpa ragu.

Kaino dapat melihat keseriusan Ardilo. Dia sebenarnya pengen jujur kalau dia juga suka sama Taera, tapi entah mengapa dia tidak bisa mengatakannya.

"Kenapa emangnya?" tanya Ardilo.

Kaino terdiam sesaat.

"Gapapa. Nanya aja. Ya udah gue duluan bang," jawab Kaino kemudian pergi dari hadapan Ardilo.

Ardilo jadi bingung sendiri dengan sikap Kaino. "Kenapa coba tuh anak?" gumam Ardilo.

***

Taera pergi ke sekret BEM Fakultas Ekonomi. Hari ini dia akan ada rapat departemen dan Belinda menyuruhnya untuk menunggu di sekret BEM Fakultas Ekonomi. Disana cuma ada Dino dan Yola. Awalnya Taera tak ingin masuk, dia ingin menghindar dari Yola, tapi Yola malah memanggilnya.

"Taera? Sini masuk. Kalian mau rapat ya?" tanya Yola dengan ramah.

"Iya kak," jawab Taera kemudian masuk ke dalam sekret BEM.

"Kak gue beli makan dulu ya," kata Dino.

"Oh iya. Lo ntar kesini lagi?" tanya Yola pada Dino.

"Iya. Gue ada keperluan bentar sama kak Putra. Habis itu kesini lagi. Kak Yola mau nitip nggak? Taera mau nitip makan nggak?" tanya Dino.

"Gue udah makan, Din," jawab Taera.

"Oke, kak Yola?" tanya Dino.

"Gue juga masih kenyang," jawab Yola.

"Oke deh. Nanti kalau kak Putra kesini, suruh tunggu gue bentar ya," kata Dino.

"Oke," kata Yola.

Dino kemudian keluar membeli makanan dan di sekret BEM tinggal Taera dan Yola. Taera sedikit canggung. Terlebih setelah acara gathering itu, Taera jadi ada perasaan yang campur aduk soal Yola dan Ardilo.

"Tae, gue boleh nanya sesuatu nggak?" tanya Yola tiba-tiba.

"Nanya apa kak?" batin Taera. Dia deg-degan, gimana kalau dia nanya tentang Ardilo.

"Lo deket sama Ardilo ya?" tanya Yola.

"Hmmm gimana ya," Taera bingung mau jawab apa. Mau bilang iya, dia ragu kali aja Yola lebih deket sama Ardilo daripada dengannya. Mau bilang enggak, tapi mereka ya lumayan dekat.

"Dia kayaknya suka sama kamu," kata Yola tiba-tiba.

Taera kaget. Apakah sikap Ardilo terlalu jelas kalau dia menyukai Taera? Taera akhirnya hanya tersenyum, dia bingung mau jawab apa.

"Dia cowok yang baik kok," kata Yola.

"Iya kak," kata Taera. Dia gak ngerti apa maksudnya Yola mengatakan itu.

Apa Yola ingin menunjukkan kalau dia mengenal Ardilo dengan baik? Mendadak Taera jadi kesal. Dia merasa perasaan cemburu itu datang lagi. Saat itu Belinda datang. Kemudian Erlita, Koko, dan Gaga juga datang. Akhirnya Belinda ngobrol sama Yola sambil menunggu anggota yang lain. Mendadak Taera jadi bete. Tapi sebisa mungkin dia berusaha terlihat biasa aja.

***

Sabtu malam minggu, akhirnya Taera jadi juga pergi ke restoran itu dengan Ardilo. Taera terlihat agak bete tapi dia berusaha biasa aja. Sayangnya Ardilo terlalu peka dengan perasaan Taera.

"Kamu kayaknya lagi bete. Kenapa? Ada masalah?" tanya Ardilo ketika mereka berjalan menuju restoran.

"Enggak kok kak. Gapapa," jawab Taera kemudian duduk dan mulai melihat menu.

Ardilo mengamatinya sebentar. Sementara Taera sibuk memilih menu makanan dan minuman. "Kok aku ngerasa ada apa-apa ya?" kata Ardilo.

Taera diam saja dan mulai memesan makanan. Karena tak ada jawaban, Ardilo kemudian juga ikut memesan makanan.

"Kenapa? Karena Yola?" tanya Ardilo.

Taera yang kaget hanya mengerjapkan matanya. Entah kenapa Ardilo mendadak jadi peka begini terhadap perasaannya.

"Kamu pasti marah karena aku deket sama Yola kan?" tanya Ardilo.

Taera hanya terdiam. Dalam hati Taera ingin berteriak Iya iya dan iya.

Ardilo tersenyum kecil. "Aku sama Yola emang deket, tapi kita cuma temenan. Nggak lebih," kata Ardilo.

Taera masih terdiam.

"Kita kenal sejak masa ospek. Ternyata kita sekelas dan sering sekelompok. Aku banyak belajar tentang organisasi dari dia. Dia emang keren banget, di tahun kedua kita kuliah dia udah jadi sekretaris BEM. Tapi aku sama dia cuma teman baik, lagipula Yola udah punya pacar kok," kata Ardilo.

"Kak Yola udah punya pacar?" ulang Taera kaget.

Ardilo mengangguk. "Dia pacaran sama bang Hendo dari semester 2 sampai sekarang. Bang Hendo itu anak Fakultas Kedokteran. Udah mau lulus," kata Ardilo.

Taera sedikit lega sekarang. Ternyata Yola dan Ardilo hanya dekat sebagai teman dan yang lebih melegakan ternyata Yola udah punya pacar. Nggak mungkin Yola akan merebut Ardilo dari Taera. Dia sangat lega.

"Yola bilang sama aku katanya kamu kayak cemburu gitu. Dia minta maaf karena mungkin aku dan dia terlalu dekat jadi bikin kamu bete," kata Ardilo.

"Ah... Enggak kok," kata Taera.

"Enggak apanya, orang dari waktu gathering kamu kayak ngejauh dari aku," kata Ardilo.

Taera tersenyum. Ardilo senang melihat senyum Taera lagi.

"Tapi Kaino bilang kakak deket sama kak Yola," kata Taera.

"Itu karena Kaino sering ngelihat aku ngobrol sama Yola, masalahnya kita ngobrol juga tentang organisasi atau tugas kuliah. Kita emang sering jalan bareng, tapi itupun bareng sama yang lain. Kadang bang Hendo juga ikut. Cuma Kaino nggak tahu aja," jelas Ardilo.

"Jadi, Kaino salah paham ya?" tanya Taera.

"Sepertinya," jawab Ardilo.

Taera manggut-manggut.

"Sekarang udah nggak marah lagi kan?" tanya Ardilo.

Taera hanya tersenyum.

"Makasih kak udah mau jelasin semuanya," kata Taera.

Ardilo mengangguk.

"Oh ya kak, ini buat kakak," kata Taera menyerahkan sebuah bungkusan dengan kertas kado warna hitam dan putih yang cantik.

"Apa nih?" tanya Ardilo.

"Waktu itu aku pengen ngasih kado buat kakak pas kakak kepilih jadi ketua BEM, tapi aku lupa ngasih," jawab Taera.

Ardilo membuka kado itu kemudian dia melihat sebuah dialy planner book. Ardilo senang menerimanya.

"Aku pikir buku itu bisa membantu untuk menulis jadwal kakak apalagi kan kakak sibuk. Ya walaupun aku tahu kakak pasti punya manajemen waktu yang bagus, tapi aku pikir nggak ada salahnya," kata Taera.

Ardilo tersenyum, dia sangat senang. "Makasih ya, Tae," kata Ardilo tulus.

"Sama-sama, kak. Dan untuk jawaban pertanyaan kakak waktu itu....," kata Taera.

"Ya?" tanya Ardilo.

Dia deg-degan. Akhirnya Taera akan memberikan jawaban atas perasaannya.

"Aku... ," kata Taera tapi dia menghentikan omongannya karena hpnya bergetar.

Taera melihat layar hpnya. Ada telepon dari Kaino.

Update lagi. Kira-kira bagaimana kelanjutannya? Tunggu ya. Makasih udah baca cerita ini :)

mirnanatacreators' thoughts
Siguiente capítulo