Demir menangis menatap foto pernikahannya. Berawal dari pacar sewaan hingga mereka benar-benar menjadi sepasang kekasih. Kini mereka menikah. Sah sebagai pasangan suami istri. Demir merasa sedih dan parno. Ia tak bisa berpikir dengan jernih. Pintu kamar berderit. Demir menoleh ke belakang. Nona datang bersama Bara.
"Abang enggak turun juga ke bawah makanya mami bawa aja Pak Bara ke kamar," sahut Nona memandang prihatin.
"Hai Mir," sapa Bara melengkungkan bibir. Ia melambaikan tangan.
"Hai Bar," balas Demir dengan senyum terpaksa. Demir mendekati Bara lalu menepuk pundak pria itu."Duduk Bar." Demir menunjuk kursi sofa.
Bara mendudukkan pantat di sofa empuk. Ia menatap Demir kasihan. Bara merasakan apa yang dirasakan Demir. Kehilangan jejak istri dan tak tahu dimana keberadaannya.
"Mami tinggalkan kalian dulu," kata Nona meninggalkan kedua. Ia menutup pintu kamar dengan rapat. Memberikan Demir dan Bara waktu untuk bicara.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com