"Kok lo tahu gue marah?" Dee menoleh pada Luna. Menghentikan aksi makannya lalu menyeruput lemon tea hangat.
"Ya gimana enggak tahu. Muka lo bermuram durja gitu. Gue aja sahabat lo kesal sama mereka apalagi lo yang istrinya Pak Demir. Pasti gondoklah. Kalo lo punya kekuatan kayak Elsa mungkin lo bakal sentuh dan buat mereka membeku seperti es."
"Halu banget sih lo?" Dee melambaikan tangan ke udara seraya tergelak tawa.
Nayla masih sibuk makan sehingga tak ikut nimbrung dalam pembicaraan Dee dan Luna.
"Demir dipuja kayak gitu bikin gue takut." Dee bergidik ngeri. Antara mau cerita apa tidak pada kedua sahabatnya.
"Ngeri kenapa?" Luna merasa aneh dengan sikap Dee.
"Lo hamil ya?" Cecar Nayla setelah menghabiskan makanan dalam mulutnya.
Dee malah menjitak kepala Nayla, "Hamil dari Hongkong. Gue KB mana mungkin hamil."
"KB?" Tanya keduanya serentak.
"Iya gue KB," ucap Dee tanpa beban.
"Kok lo KB sih?" Luna memprotes tak suka dengan keputusan Dee.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com