Sakit memang, tapi ya gimana sudah terlanjur mencinta.
___________
"Lebih baik seperti itu dari pada terus terusan mengharapkan seseorang yang tidak akan bisa dimilikinya " Ucap Ryan
Ditengah pembicaraan kami seseorang tiba- tiba ikut campur didalamnya
" Udahlah ya lupakan semuanya. Gue pinjam dia dulu. Gue punya urusan dengan sama dia."
Pria itu membawaku ke gedung olahraga. Aku tidak mengenalnya tapi, sepertinya wajahnya tak asing.
" Maaf gue ikut campur urusan lo tadi " ucapnya meminta maaf padaku
"Kenapa lo bawa gue kesini, seharusnya Lo tadi biarin gue menyelesaikan urusan gue " Ucapku kesal
"Apa lo tau semua orang memperhatikan kalian tadi? gue cuma mau bantu lo doang. Kenapa gak lo selesain masalah itu ditempat lain. Jangan ditempat ramai. Itu bakalan buat diri lo malu." ucapnya lalu aku menangis didepannya
" Ohh Gue inget sekarang, lo yang waktu itu nabrak gue kan, trus lo yang pulang sambil hujan hujanan itu kan, trus- " sambungnya
"Terus mulu. Nabrak!" sahutku
"Tapi itu lo bukan?" tanyanya
" Mungkin, " Ucapku masih terus menangis
" Cinta itu apa sih?" tanyaku sembari bersandar di dinding
"Maksud lo?"
"Apa arti cinta dan bagaimana rasanya?" tanya ku
"Apa arti cinta dan bagaimana rasanya? Emm.. Cinta sih yaa? Gue bodoh soal itu " ucapnya
"Kan cinta itu bikin jadi bego." Sambungku
" Jadi, lo belum pernah jatuh cinta yaa? " tanyaku
" Emang lo udah? " tanyanya
" Gue? Haha jatuh cinta mah pernah, tapi tak terbalas dan gue baru aja tau rasanya patah hati dan bertepuk sebelah tangan itu gimana. " Ucap ku
" Emang cinta menurut lo itu apa sih? Gue jadi pengen tau" tanyanya
" Cinta yaa?? kayaknya sih CINTA adalah ketika kamu menyukainya dan tetap setia untuknya meski tanpa penyesalan. CINTA adalah ketika kamu menerima kesalahan dan kekurangannya, karena itu memang bagian dari dirinya. CINTA adalah ketika hatimu turut sakit dan hancur manakala dia bersedih. CINTA adalah ketika hatimu gembira ketika ia bahagia. CINTA adalah saat dia mencintai orang lain dan kamu masih mampu tersenyum sambil berkata: Aku turut bahagia untukmu.. Itu yang gue baca dari google sih" ucapku
" Menurut lo? Bukan google"
"Em.. Kaya yang ada di sinetron- sinetron mungkin?" kini dia melihatku dengan tatapan yang tak biasa.
"Hah? Serius lo?" kini dia menatapku dengan tatapan yang tak biasa
"Gak lah yakali. Hmm.. Menurut gue Cinta itu Rasa Sakit." Jawabku
"Sakit? Rasa sakit?" tanyanya lagi
"Iyaa menurut gue cinta itu rasa sakit. Semua orang yang bilang sayang dan cinta ke gue pasti mereka pergi dan cuma ninggalin rasa sakit ke gue. Semua tanpa terkecuali" jawabku dengan air mata yang masih terus menetes
"Kayaknya lo berpengalaman banget yaa soal cinta" ucapnya kemudian tersenyum ringan.
"Tau lah gue pusing," ucapku lalu pergi meninggalkan pria yang tidak aku ketahui namanya itu.
***
Karena suasana hatinya sedang kacau Clara lebih memilih untuk membolos dan menutuskan untuk pulang kerumahnya karena tak ada siapa pun dirumahnya karena dia sendirian..
Clara mengambil bingkai dimana Ayah, Mama dan kakaknya juga Clara tertawa bersama.
" Kenapa sih? Kenapa kalian semua ninggalin aku hah kenapa? Sudah 3 tahun kalian pergi ninggalin aku. Apa sepenting itukah pekerjaan kalian dibandingin aku " ucap Clara kemudian memeluk foto itu.
Mungkin tampak dari luar Clara itu cenderung tidak perduli apapun yang terjadi disekitarnya. Namun, sebenarnya Clara itu lebih rapuh dari yang terlihat. Ibarat abu dari kertas yang terbakar, bisa hancur dan menghilang kapan saja.
Clara ditinggalkan oleh orang tuanya karena orang tuanya ada pekerjaan diluar negri dan kakaknya membantu orang tuanya sehingga mereka dan harus meninggalkan Clara sendirian di Indonesia.
Tapi walaupun begitu Clara tidak pernah kekurangan apapun karena, setiap bulan mama dan ayahnya selalu mengirimkan uang ke rekeningnya.
Disaat Clara sedang terisak tangis tiba- tiba ponselnya berdering.
"Mama?" Ucap Clara kemudian menganggkat panggilan tersebut
" iya kenapa?" Tanya Clara ketus dia enggan menunjukkan pada mereka sisi lemahnya.
" Apa kamu udah pulang sekolah?" Tanya Mama Clara
" Tumben banget mama nanyain, emang masih inget kalau masih punya anak perempuan," ucap Clara
" Mama cuma mau tau. Kenapa kamu malah jawab seperti itu?" ucap Mama
" Oh gitu. Aku bolos, aku ada dirumah sekarang jadi aku udah pulang sekolah." ucap Clara
" Loh kenapa kok bolos harusnya tuh kamu belajar yang benar biar nanti bisa nerusin perusahaan ayah sama mama. Kenapa kamu malah bolos sih. Harusnya kamu itu belajar, belajar dan belajar yang rajin biar kamu itu sukses bukannya jadi badung gini bolos sekolah. " ucap mama Clara yang tampak sudah marah dengannya
" Tadi mama marah sama aku? Yang aku dengar tadi tuh mama beneran marah sama aku?" Tanya Clara dengan nada meledek
" Iya mama marah sama kamu, Jelas. Kenapa malah kamu jadi gak bisa dibilangin gini sekarang, " ucap mama
" Karena apa?" Tanya Clara
" Karena kamu bolos sekolah. Kamu tau mama sama ayah udah biayain sekolah kamu mahal- mahal tapi kamu malah gak ada niatan buat sekolah. Mama gak salah marah sama kamu " ucap mama Clara makin emosi
" Gak mama gak salah marah sama aku. Aku juga marah sama mama " ucap Clara
" Kenapa jadi kamu yang marah sama mama seharusnya mama yang marah sama kamu tau " ucap mama Clara agak meninggikan suaranya
" Sebelum itu aku mau mama loud speaker, baru aku mau ngomong. Apa Ayah sama kak Fahri ada disitu?" Tanya Clara
" Iya mama sudah nyalain. Ayah kamu sama Fahri ada disini kenapa?" Tanya mama Clara
" Baguslah kalau mereka ada disitu juga. Aku cuma mau ngomong kalau aku marah, aku kesal, aku benci sama kalian semua. Aku benci sama mama dan ayah karena kalian berdua cuma mikirin kerjaan kalian doang sedangkan aku? haha.. aku diterlantarkan.
Oh iya waktu kalian berdua pergi cuma tinggal aku sama kak Fahri doang, awalnya aku fikir kak Fahri gak akan pergi juga ninggalin aku tapi apa haha .. kalian berdua membawanya pergi.
Mama sama Papa selalu membeda bedakan aku sama kak Fahri. Perhatian mama ke kak Fahri dan ke aku itu beda mah. Mama lebih perhatian sama kak Fahri dari pada sama aku. Aku juga mau diperhatiin dan perhatiannya kaya mama perhatian sama kak Fahri tapi apa? mama bahkan gak sadar kalau ada aku." ucap Clara dan air matanya mulai menetes
" Ara.." panggil seseorang yang ternyata adalah Fahri kakaknya Clara.
" Ada apa kak? Apa kakak baru inget kalau kakak punya adik iya kakak pasti lupa kan. Aku tau kakak pasti lupa sama aku. Iya kan ?" Tanya Clara
" Clara kamu ini lagi bicara apa sama mama. Mana sopan santun kamu hah." kali ini sang ayah angkat bicara.
" Ohh ada ayah juga ternyata. Mungkin ayah gak denger yang aku bilang tadi. Oke aku ulang.. aku benci sama mama, ayah, kak Fahri juga . Ayah udah dengar semuanya kan apa perlu aku ulangin lagi " ucap Clara
" Kurang ajar yah kamu sama orang tua " ucap Ayah Clara marah
" Aku kurang ajar? Iya aku emang 'kurang' diajar sama mama sama ayah makannya aku jadi gini. Oke biar aku cerita sudah berapa lama kalian pergi.. sebentar jangan dikasih tau biar aku yang menjawabnya .. hah iya 3 tahun kan aku gak salah kan? Itu bukan waktu yang sebentar bukan? Aku sedih, aku senang emang kalian tau bagaimana ekspresiku waktu itu?.
Aku lupa mungkin kalian lupa wajahku kan mungkin saja ini sudah 3 tahun bukan. Aku saja lupa bahwa aku masih punya orang tua.. " ucap Clara Air matanya kini sudah tidak terhenti
" Clara kamu .." Clara memotong perkataan Ayahnya
" Aku kenapa? Aku sakit? " potong Clara
" Iya pah aku sakit. 3 tahun aku pendam sendiri rasa sakit ini aku hanya bisa diam, diam dan diam bahkan aku dikenal gadis pendiam disekolah, Ohh kalian tidak tau kan kalau aku tidak punya teman disekolah. Aku lupa ini pertama kalinya kalian menelfonku lagi selama 3 tahun.. wow banget mah, kak kalian menelfonku 3 tahun sekali itu membuat kalian seperti orang asing bagiku. Aku sudah puas berbicara dengan kalian jadi aku tutup .. " ucap Clara kemudian menutup telfon dari mamanya
Setelah menutup telfon dari mamanya Clara kembali menangis karena sekian lama mamanya menelfon tapi dia malah menjawabnya dengan semua perasaan yang sudah dipendamnya sedari dulu.
" Kak Ryan disaat seperti ini kakak gak ada disamping aku. Apa aku salah kalau aku bilang aku suka sama kakak? salah kak?" ucap Clara yang berbicara dengan foto Ryan
" Oke aku akan coba lupain kakak. Itu kan yang kakak mau. Oke. Aku pasti bisa, " ucap Clara pada dirinya sendiri.
Setelah kejadian itu Clara lebih acuh tak acuh terhadap Ryan. Walaupun mereka bertemu secara tidak sengaja, yang dilakukan Clara hanya terus berjalan melewati Ryan.
Tak sengaja saat Clara hendak keluar dari kelasnya, ternyata ada Salsa yang sudah menunggu didepan kelasnya.
" Halo.. Clara," sapa Salsa ramah kepada Clara.
" Iya kak. Halo juga," ucap Clara menyapa balik salsa
" Kakak ada perlu apa ya?" Tanya Clara
"Aku mau ngobrol sama kamu, boleh?" Tanya Salsa ragu
"Sama aku?" Tanya Clara
"Iya, sama kamu Clara." Ucap Salsa
"Yaudah, mau ngobrol dimana?" Tanya Clara
"Em.. kalau di Cafe depan gimana?" Tanya Salsa bertanya pendapat Clara
"Mau sekarang?" Tanya Clara
"Iya sekarang saja. Yuk!" Ajak Salsa yang berjalan beriringan dengan Clara
Diperjalanan menuju Cafe, Clara sengaja hanya diam dan tidak berkata sepatah kata pun. Begitupun dengan Salsa, dia hanya diam mengikuti langkah kakinya sampai Cafe tujuan mereka sudah didepannya.
" Kamu mau pesan apa? Aku yang traktir," tawar Salsa pada Clara
"Gak kak gak usah. Aku pesan sendiri aja gak apa- apa kok," ucap Clara
"Enggak apa- apa Clara. Aku yang mau traktir kamu kok. Udah kamu mau pesan apa?" Paksa Salsa dan Clara pun menurutinya
" Udah, jadi kak Salsa mau ngomong apa sama aku?" Tanya Clara to the point
"Kamu marah ya sama Ryan?" Tanya Salsa
"Hah? Kakak cuma mau tanya hal itu?" Tanya Clara memastikan
"Sebenarnya ada banyak hal yang mau aku omongin sama kamu Ra," ucap Salsa
"Yaudah kakak tanya aku. Aku jawab kok. Yang aku tau tentunya." Ucap Clara
"Maaf ya, kamu pasti marah," ucap Salsa sembari menggenggam tangan Ara
"Iya kak, aku sebenarnya marah, aku kesal sama kak Ryan. Kenapa dia hanya menganggapku sebagai seorang adik? Kenapa? Apa karena dia mencintai kakak? Kenapa tidak dari awal saja kak Ryan jangan mendekat dan membuatku nyaman sampai aku mulai perlahan mencintainya, kenapa?" Tanya Clara dengan semua yang ia rasakan saat ini.
"Ryan itu baik Ara. Dia tidak ingin kamu terus- terusan merasa sendirian. Dia ingin kamu merasakan kebahagiaan juga. Dia tidak punya maksud jahat," jelas Salsa
"Jadi maksud kakak, kak Ryan kasihan sama aku iya? Dan rasa kasihan itu yang membuat kak Ryan melakukan hal ini sama aku iya?" Tanya Clara
"Enggak Ara. Bukan seperti itu. Bukan itu maksudnya, Ryan bukannya merasa kasihan sama kamu. Dia itu hanya.."ucapan Salsa terpotong oleh Clara
"Tapi kenapa kak? Kenapa harus aku gitu kenapa gak yang lain. Kenapa dari sekian banyak orang harus aku yang merasakan ini semua kak, kenapa?" Tanya Clara yang mulai sedikit menitihkan air mata.
"Enggak gitu Ara, ya ampun maafin aku ya. Aku jadi mengungkit hal ini," ucap Salsa kemudian memeluk Clara
Karena hal itu banyak yang menatap kearah Salsa dan juga Clara. Salsa melepaskan pelukannya dan kembali duduk dikursinya.
"Ara, aku minta maaf, seharusnya aku gak ungkit hal itu sama kamu. Maaf," ucap Salsa terus menerus
"Apalagi yang mau kakak tau?" tanya Clara
"Tapi sebelumnya aku mau kita berteman. Kamu mau kan berteman sama aku?" tanya Salsa yang ingin berteman dengan Clara
"Bukannya aku gak mau kak tapi, aku tidak terbiasa dengan adanya orang lain didekatku. Aku terlalu takut," ucap Clara
"Baiklah aku paham kenapa kamu bersikap seperti ini. Sekali lagi aku minta maaf Ara sama kamu, kalau saja aku tidak datang di kehidupannya Ryan pasti tidak akan seperti ini jadinya. Maaf kan aku Ara," ucap Salsa
"Aku benar- benar tidak bisa memaksa kak Ryan untuk menyukai aku memang, kak Ryan juga punya pilihannya sendiri. Aku ingin memang, kalau kak Ryan juga merasakan hal yang aku rasa juga tapi, dia menyukai bahkan mencintai kak Salsa tulus yang aku lihat. Tidak seperti aku, aku hanya menginginkan Kak Ryan terus menjadi kak Ryan yang aku cintai.
Tapi kalau kak Ryan sendiri tidak mencintai aku tapi tetap memilih untuk bersamaku itu akan lebih menyakitkan bagiku karena, aku merusak bahkan merenggut yang seharusnya bukan untukku miliki," ucap Clara yang lagi- lagi air matanya tak henti menetes
"Ara.. Maaf, maaf, maaf. Maafkan aku." Ucap Salsa terus seperti itu
"Apa kak Salsa benar- benar menyukai kak Ryan?" Ucap Clara memberanikan diri bertanya kepada Salsa.
"Aku sangat menyesal tapi, Aku benar- benar mencintai Ryan," jawab Salsa
"Baiklah, aku juga sudah berjanji kalau aku tidak pernah merasakan perasaan apapun terhadap dia. Aku menghapus perasaan aku padanya dan selanjutnya aku akan melupakan kak Ryan dalam hidupku. Jadi kalian berdua bisa bersama dan bahagia tanpa adanya benalu yang menghalangi kalian. Kalau begitu aku pergi duluan ya kak. Makasih minumannya," ucap Clara lalu pergi meninggalkan Salsa di Cafe
Lagi- lagi walaupun hanya mengingatnya sekilas, itu sudah membuat hatinya sakit. Mengingat apa yang di katakan oleh Ryan terlalu keterlaluan menurutnya.
"Aku itu kenapa sih ya ampun. Kenapa aku terlalu emosional menanggapi pertanyaan kak Salsa tadi," ucap Clara sambil menghapus air matanya.
__________