webnovel

Adegan Ciuman

"Kau, dan Moon akan bermain peran dalam film kita. Kalian menjadi pasangan kekasih, seperti pada dunia nyata, tidak sulit bukan?"

"Lalu … dimana sisi seorang gay nya, First?"

"Pemeran utama dalam film ini adalah Sky. Ia yang memiliki sahabat seorang wanita, yang tak lain adalah Moon. Kemudian mencintai kekasih dari sahabatnya itu … dan itu adalah kau."

***

Earth menutup pintu mobil dan segera memakai seat belt. Ia diam saja, sama sekali tidak mengajak Moon bicara. Rautnya juga terlihat tidak begitu enak untuk dipandang. Seperti ada sesuatu yang ia tahan dan dia sembunyikan dari Moon.

"Ada apa, Earth?" tanya Moon.

"Mengapa kau menerima tawaran dari First? Kau akan melihat aku yang bermain peran sebagai seorang gay, Moon," jawab Earth, masih mempermasalakan tentang peran dalam film pendek yang akan mereka buat.

"Earth … ide yang dituangkan oleh First sangatlah menarik. Ia benar-benar tahu pasaran industri film yang kini sedang marak. Kau juga tahu, aku menyukai film boys love. Lalu apa salahnya? Ini hanya peran, Earth …."

"Ah, kau memang tidak mengerti!"

Moon diam, mungkin ini pertama kalinya Earth berbicara dengan nada tinggi kepadanya. Membuat Moon menjadi merasa bersalah. Ia melipat kedua bibirnya dan memalingkan pandangannya dari Earth.

"Maafkan aku," ucap Moon, memilih untuk mengalah.

Earth melirik pada Moon yang terlihat bahwa dirinya merasa bersalah atas hal tersebut. Tangannya meraih bahu Moon dan menarik untuk membuatnya duduk menghadap padanya. Earth membelai lembut rambut Moon dan memberikan senyum kepada wanitanya tersebut.

"Kau tidak salah, Moon. Hanya saja aku yang masih belum bisa menerima ide tersebut. Aku hanya perlu waktu saja, maafkan aku," tutur Earth, tidak ingin Moon merasa bersalah karenanya.

Moon tersenyum, memeluk Earth.

"Aw!" tubuh Earth tertahan, tak mampu menggapai pelukan Moon karena ia sudah memakai seat belt. "Aku lepas dulu seat belt ini," ujarnya terkekeh.

Moon tertawa karena seat belt yang mengahalangi mereka. Ia membantu Earth melepasnya dan kemudian mengulang kembali, memeluk sang kekasih.

***

Tim sudah berkumpul di tempat yang telah mereka tentukan. Moon juga sudah terlihat cantik dengan riasan dan juga pakaian yang telah diminta oleh First. Dimana mereka hanya perlu memakai seragam kuliahnya (atasan kemeja putih, untuk pria memakain celana bebas sementara perempuan memakai rok berwarna hitam), dimana film tersebut menceritakan tentang percintaan masa muda.

Sky yang baru saja sampai, disambut dengan baik oleh First dan Two. Sementara Earth terlalu asyik dengan Moon. Keduanya tak segan untuk memperlihatkan kemesraannya, membuat yang lain iri.

"Earth … Moon tidak akan hilang. Tak perlu kau terus menggenggamnya seperti itu," cibir Two menggodanya.

"Bilang saja kalian iri karena tidak memiliki kekasih," balas Earth, memiliki senjata untuk membalas cibiran dari temannya.

"Hey hey, sudah … aku akan memberikan skrip untuk kalian bertiga pelajari. Dan untuk Earth dan Sky, jika kalian sedang bermain peran, aku akan meminta bantuan kelompok lain untuk menggantikan posisi kerja kalian dibalik layar," ujar First, sembari membagikan kertas berukuran A4 yang menyerupai buku, untuk skrip yang harus mereka pelajari.

Moon membacanya dan ia terlihat takjub. Sepertinya menyukai perannya dalam film tersebut.

"Kau membuat ini untuk menghinaku?!" ujar Earth, tiba-tiba saja marah dan melempar skrip tersebut kepada First.

"Hey, Earth. Ada apa?" tanya Two, berusaha menengahi Earth dan First.

"Ada peran aku berciuman dengan Sky!" jawab Earth, tidak menyukai bagian tersebut.

"Earth … kau tahu film yang akan kita buat adalah boys love. Kau harus bisa memerankannya," sahut Moon, ia memihak pada First.

"Moon!"

"Berhenti untuk egois seperti ini, Earth. Ini semua hanya peran!"

Tidak terima karena kekasihnya berada di pihak First, bukan dipihaknya. Membuat Earth memilih pergi dan meninggalkan mereka semua.

"Earth!" pekik Moon memanggil kekasihnya untuk kembali, namun itu tidak berhasil.

"Kalian tunggu di sini, biar aku yang bicara dengannya," ujar First.

"Earth sedang marah kepadamu, First. Biar aku saja yang bicara dengannya," sanggah Two, langsung bergegas mengejar Earth yang kini sudah berjalan kian jauh.

Sementara itu Moon, First dan Sky memilih untuk berada di lokasi, mempersiapkan segala sesuatu yang harus dipersiapkan.

"Maafkan Earth, ya," ujar Moon merasa tidak enak dengan perilaku kekasihnya.

"Tidak masalah. Earth marah padaku juga karena sebab. Mungkin sebagai pria normal, ia tidak bisa melakukan adegan seperti itu."

"Maksudmu, seorang gay itu tidak normal?" tanya Sky menyahutinya.

Moon dan First serentak menoleh pada Sky yang kini sedang menunggu jawaban atas pertanyaan yang ia ajukan.

"B—bukan seperti itu, Sky … maksudku … berperan sebagai seorang gay tidaklah mudah. Apalagi adegan ciuman seperti yang aku buat dalam skrip. Tapi apapun itu, niatku hanya ingin membuat film menjadi bagus saja," ujar First berusaha menyaring ucapannya agar tidak lagi menyinggung temannya.

Sementara itu, Two yang sudah bersama dengan Earth, memilih untuk duduk di tepi kolam yang ada di belakang kampusnya. Mereka duduk berdampingan, namun masih dan bersuara.

Two melirik pada Earth yang masih menunjukkan raut kesalnya. Ia tersenyum, berusaha memahami situasi dan suasana hati Earth.

"Untuk apa kau mengejarku?" tanya Earth, tanpa menoleh sama sekali.

"Lalu siapa yang kau inginkan? Kau sedang marah pada First, aku menolak saat dia hendak mengejarmu. Dan juga … aku datang bukan untuk meminta maaf kepadamu."

Earth menoleh dan menatap sinis pada Two. Matanya menyipit dengan dahi yang mengernyit.

"Maksudmu?"

"Apa yang telah dibuat oleh First, hanya kau saja yang menentangnya. Kau juga tahu, First melakukan ini semua setelah melakukan riset."

"Riset berciuman sesama jenis? iya?!"

"Earth—"

"Oke. Aku akan melakukannya. Namun aku tidak ingin melakukan adegan itu di depan Moon. Tolong cari waktu untuk adegan ciumanku dengan Sky. Aku hanya tidak ingin membuat kekasihku terluka," tutur Earth.

"Earth, Moon nantinya juga akan melihat film yang kita buat—"

"Tapi dia tidak harus melihatnya secara langsung, menyaksikannya secara nyata. Kekasihnya berciuman dengan pria lain, Two."

"Moon sama sekali tidak mempermasalahkannya, Earth. Baiklah, apapun yang kau minta, kita bicarakan saja dengan tim. Sebaiknya kita segera kembali pada mereka," ujar Two, menarik lengan tangan Earth agar beranjak dari tempat duduknya dan kembali ke lokasi syuting mereka.

***

Earth, Moon, Sky, First dan Two kini telah kembali bersama untuk merundingkan bagaimana baiknya dalam adegan ciuman Earth dan Sky yang ditentang oleh Earth, dengan alasan ia tidak ingin melukai perasaan Moon sebagai kekasihnya.

"Aku sama sekali tidak mempermasalahkannya, Earth. Itu semua hanyalah akting, diatur oleh srip yang sudah dibuat oleh First. Kau tidak perlu khawatir tentang itu," tutur Moon, ia benar-benar tidak mempermasalahkannya.

"Bagaimana, Earth. Kau sudah dengar sendiri dari mulut kekasihmu, bukan?" tanya Two, menunggu jawaban dari Earth.

Earth diam dan masih memalingkan pandangannya.

"Earth—"

"Iya, iya … aku akan melakukannya. Di depan … ataupun di belakangmu, Moon."

Siguiente capítulo