Bus tiba di Parahyangan Resort tepat dua jam setelah perjalanan yang cukup melelahkan. Besok adalah pembukaan acara hari jadi perusahaan Petersson Communication! Semua karyawan dan karyawati langsung bergegas ke kamar hotel masing – masing dan beristirahat untuk acara besok pagi.
Lisa dan Andien berada di kamar yang berbeda namun kamar mereka bersebelahan. Andien membantu Lisa membawa kopernya yang cukup berat dan berjalan menuju kamar mereka bersama – sama.
Setibanya di kamar masing – masing, Andien berkunjung sejenak ke kamar Lisa. Ia merebahkan tubuhnya di atas kasur empuk serta menghela napas. Dua jam perjalanan menggunakan bus ternyata cukup melelahkan bagi Andien.
"Akhirnya kita bisa tidur – tiduran Lis! Eh lo ada sisa jajan nggak? Gue laper gila, di bus gue nggak makan sama sekali. Cuma ganjel air putih doang!"
"Lah lo sih nggak duduk sama gue tadi di bus! Jajan gue udah abis gue cemilin."
"Lah ya sorry Lis, gue emang sengaja nggak duduk di sebelah lo karena gue tahu si Karina bakal satu bus sama kita! Semisal lo tadi duduk sama gue, lo nggak mau kan ngeliat suami lo duduk sama si jalang Karina? Ya nggak?" jelas Andien yang merasa sedikit bersalah karena tidak duduk bersama Lisa di bus.
"Gara – gara lo nggak duduk bareng gue Ndien, gue nggak enak ati tau nggak duduk di sebelah suami gue! Lo tau kan kalo pernikahan gue sama Oscar itu rahasia! Udah gitu gue udah bikin cewe –cewe lain di bus iri ngeliat gue yang duduk di sebelah Oscar!" keluh Lisa kesal.
"Elah lo nggak usah pikirin apa kata mereka lah Lis. Mau mereka iri kek atau musuhin lo kek, bukan salah lo Lis! Lagian mereka gitu kan karena mereka nggak tau kalo lo sama Oscar udah nikah!"
"Ya gue tau Ndien cuma kan ga enak diliatin sama cewe – cewe satu bus kalo Oscar sama gue kayak deket banget gitu kesannya. Yaudah deh nggak usah dibahas, lo katanya laper tuh! Yuk ke resto makan. Si Damar udah koar – koar di grup nih nyuruh kita makan sekarang!���
Andien dan Lisa turun untuk makan siang di restoran. Terlihat beberapa rekan kerja mereka tengah menikmati makan siangnya setelah perjalanan yang lumayan panjang di bus tanpa makanan dan minuman.
Kedua sahabat itu langsung mengambil piring dan mengantri di area prasmanan bersama dengan rekan kerja mereka yang lain. Parahyangan Resort merupakan hotel terbaik di Jawa Barat. Pelayanannya dan fasilitas yang disediakan adalah yang terbaik dan patut diacungi jempol.
Hotel itu menyediakan beragam kuliner baik kuliner lokal, kuliner Timur, kuliner Barat, semua jenis makanan! Tidak hanya terlihat bagus dan menguggah selera, makanan di sini rasanya juga sangat lezat!
Andien menyendok nasi dan beberapa potong Ayam Lada Hitam ke piringnya. Lisa melihat sahabatnya itu dan menggeleng.
"Gila lo Ndien udah mirip macan kelaperan aja!"
"Diem lo Lis, gue kelaperan dari tadi pagi belom makan! Mana lo nggak bagi – bagi cemilan lagi!"
"Salah siapa lo nggak duduk sama gue di bus tadi?" goda Lisa sambil menyendok sup. Lisa sedang tidak berselera makan, kehamilannya benar – benar mengganggu nafsu makan Lisa belakangan ini.
"Lis tumben lo nggak makan nasi? Biasanya kan lo kalo makan nasi kayak gajah kelaperan?" tanya Andien dengan nada meledek.
"Gatau Lis gue kayak nggak selera gitu semenjak 'itu' "
"Sayang banget loh makanannya enak – enak! Kalo setiap hari makan makanan enak begini mah gue mau banget!" ujar Andien sambil menyendok makanannya.
"Elah lo kayak nggak pernah makan makanan enak aja Ndien!"
"Diem lo Lis, lo mah enak tiap hari bisa makan makanan kayak begini!"
"Makan makanan enak tiap hari juga bosen loh Ndien, lo sih nggak pernah pacaran sama orang kaya!" ledek Lisa.
"Sialan lo. Eh ngomong – ngomong, lo sudah nanyain si 'itu' nggak?"
"Nanya apaan Ndien?"
"Hadiah Lis, hadiah! Lo inget kan kapan hari gue minta tolong tanyain lo ke dia soal hadiah?"
"Jujur gue sungkan minta ke dia Ndien! Gue tau dia berduit, tapi sungkan banget minta laptop buat hadiah undian acara ini!"
"Yah nggak asik lo Lis! Laptop gue udah usang banget duh!"
"Makanya lo nabung lah Ndien jangan jagain gue karena gue bininya!"
Usai makan, Lisa pergi ke area prasmanan mencari hidangan penutup. Lisa menatap sebuah piring besar yang di atasnya terhampar kue sus perancis. Lisa tidak tahan dengan godaan yang ada di depannya itu. Diambil lah satu sus perancis itu kemudian seorang staf hotel menghampirinya dan berkata, "Punten teh, itu kue cuma pajangan doang. Yang asli mah ada di sebelah sana teh." Jelas si staff hotel dengan aksen Sunda kental.
Lisa tersenyum malu ketika ia mengambil sebuah pajangan yang bentuknya sangat mirip dengan makanan aslinya. "Oh maaf, bentuknya mirip yang asli sih."
Tak jauh dari tempat Lisa berdiri, ia melihat Oscar baru saja tiba di restoran. Pria itu mengenakan kaos oblong hitam dan celana khaki . Biarpun Oscar mengenakan baju santai, tetap saja ia tampak menawan. Ikal emasnya ia biarkan sedikit terurai dan berantakan. Membuat sosok pria berdarah Eropa itu semakin seksi dan liar.
Oscar menoleh ke arah Lisa. Mereka saling bertukar pandang. Lisa menyembunyikan wajahnya yang tersipu malu di balik tubuh Andien.
Andien melihat Oscar tengah memandangi mereka berdua dari meja makan dekat kolam renang kemudian menyingkir meninggalkan Lisa yang masih sibuk mengambil hidangan penutup.
Oscar kemudian bangkit dari kursinya, menghampiri Lisa yang masih berdiri di area hidangan penutup. Lisa mengalihkan pandangan, ia tidak mau menatap wajah suaminya yang menghampirinya.
"Lisa, kau sudah makan?" tanya pria itu sambil mengambil piring. Aroma parfum mahalnya tercium oleh Lisa.
"Eh, aku sedang tidak ingin makan banyak Pak. Saya mau cemilan saja." Jawab Lisa. Wajahnya semakin merah padam.
"Makanlah Lisa, besok ada perlombaan yang harus diikuti semua karyawan! Kau tidak boleh terlalu capek, istirahatlah usai makan siang!" Suara Pria itu terdengar tegas dan dingin, tetapi Pria itu sangat perhatian kepada istrinya yang tengah hamil muda.
Lisa hanya mengangguk mengiyakan. Ia tidak mau terlibat percakapan dengan pria itu terlalu lama supaya rekan kerja yang lain tidak menaruh curiga yang berlebihan.
"Permisi Pak, saya mau kembali dulu." Lisa meninggalkan suaminya dan kembali bergabung bersama Andien, menyantap hidangan penutupnya.
Semoga kejadian itu tidak memancing kecurigaan bagi rekan kerja Lisa yang lain!
***
Usai bersantap siang, Lisa dan Andien kembali ke kamar mereka masing – masing dan beristirahat. Lisa masih belum cukup makan tadi tetapi ia sudah terlampau lelah. Ia ingin sekali tidur namun seseorang mengetuk pintu kamarnya.
"Duh apaan sih Ndien, gue mau bobo!" ujarnya sambil membuka pintu. Ternyata, seorang pelayan hotel sedang membawakan nampan berisi makanan.
"Selamat sore, maaf mengganggu. Ini ada kiriman makanan dari kamar 404," ucap si pelayan sembari menyerahkan nampan berisi bubur, kue sus perancis, teh manis dan sepucuk surat.
"Oh terima kasih banyak."
"Sama – sama, mohon maaf kalau mengganggu waktu tidur anda." Pelayan itu kemudian pergi.
Lisa meletakkan nampan yang berisi makanan itu di atas meja hotel. Diambilnya secarik surat dan membukanya. Surat itu dari Oscar!
Aku berharap aku tidak menganggu tidurmu, tetapi aku tidak ingin kau tidak makan sama sekali. Ini kuberikan kau semangkuk bubur dan beberapa camilan manis lainnya. Kau butuh banyak energi untuk acara besok pagi.
Salam, Oscar
Jangan lupa tidur lebih awal!
Lisa melipat surat itu dan memasukkannya ke dalam tas jinjingnya. Ia menarik kursi meja dan mulai menyantap hidangan khusus dari suaminya.
"Ternyata Oscar bisa romantis juga," ucapnya dalam hati.