webnovel

Tumbang

Pria itu sesaat bergeming di tempat ia berdiri. Wanita itu pingsan di dekapannya sesaat setelah permainan panas mereka. Bingung dengan apa yang harus ia lakukan, pria itu menggotong Lisa sambil mengintip dari balik bilik toilet.

Semoga tidak ada orang lain di dalam toilet pikirnya. Urusan bisa panjang apabila ada pengunjung yang melihat pria itu sedang menggotong seorang wanita cantik yang terkapar.

Pria itu kemudian perlahan keluar dari toilet bersama dengan Lisa yang digotongnya. Jangan sampai menarik perhatian pengunjung lain, bisa berabe nantinya!

Sembari ia mondar - mandir mencari jalan keluar kemudian tersadar, ia tidak tahu tempat tinggal Lisa! Entah kepada siapa harus bertanya, Pria itu masih mondar - mandir menggotong Lisa yang pingsan hingga akhirnya ia memutuskan untuk membawanya ke bar tempat Lisa duduk sebelumnya.

Dimas si bartender baru saja selesai mencuci gelas - gelas koktel tanpa sengaja melirik ke arah Lisa yang terkapar bersanding dengan seorang pria asing. Dimas sedikit cemas, apa yang barusan pria itu lakukan kepada Lisa?

Pria asing itu mengacungkan jarinya dan meminta, "Bartender! Pesan air mineral dan susu jika ada!"

Dimas mengangguk, mengambil sebotol air mineral dan segelas susu.

Pria asing itu mencoba meminumkan susu kepada Lisa dengan harapan alkohol yang sudah terlanjur meracuni Lisa itu berangsur - angsur hilang.

Namun apa daya, Lisa tidak segera siuman. Celakalah.

"Ada apa dengannya tuan? " tanya si bartender dengan nada khawatir, tangannya masih membawa lap kain, celemeknya masih terpasang.

"Oh dia tadi pingsan, entah kenapa. Mungkin tadi dia terlalu banyak minum. Aku tidak tahu," jawab si Pria asing kepada Dimas. Wajahnya terlihat khawatir dan bingung.

Sebagai seorang bartender yang sudah lima tahun bekerja, Dimas paham akan konsekuensi yang Lisa dapatkan ketika Lisa mengkonsumsi terlalu banyak alkohol dalam sehari. Bukan barang baru bagi Dimas melihat Lisa mabuk tiap kali Lisa mampir ke Sky Lounge. Namun kali ini Lisa sudah kelewatan. Belum pernah Dimas melihatnya mabuk berat hingga pingsan.

"Apakah anda tahu di mana Lisa tinggal?"

"Maaf saya kira tuan teman Lisa? "

"Tidak, kami baru saja bertemu."

"Apa yang anda lakukan kepada Lisa?"

"Bukan urusan anda."

"Kau jangan macam - macam dengan kawan saya Lisa! Mentang - mentang kau bule kau bisa berlaku seenaknya dengan orang lokal! "

"Hey, calm down. Tidak ada paksaan antara saya dengan Lisa. Kami benar benar mau sama mau."

"Bercinta dengan seorang wanita mabuk? Kau pria brengsek!!"

"Tolonglah beri tahu saya tempat tinggal Lisa, paling tidak saya bertanggungjawab."

"Saya saja yang antar dia pulang. Saya tahu persis rumahnya," sergah si bartender. Dimas tidak akan membiarkan Lisa diantar oleh seorang pria asing terlebih yang baru saja Lisa kenal dalam sehari!

"Baiklah, bolehkah saya ikut?"

"Tidak, biarkan saya saja yang urus," ucap bartender itu dengan tegas.

"Well, saya mohon pamit dulu… "

Pria asing itu meninggalkan Lisa di counter bar bersama dengan Dimas yang bergegas untuk mengantar Lisa pulang. Si pria asing itu mulai tidak tampak batang hidungnya. Sosok tinggi semampai dengan rambut ikal emas dan sepasang mata biru sebiru langit itu mungkin tidak akan Lisa temui kembali di kelab malam yang sama.

Dimas meminta izin kepada managernya untuk pulang lebih awal karena harus mengantar Lisa pulang. Selalu saja berakhir menjadi sopir pribadi Lisa pikirnya.

"Lis lis, lo ini selalu ngerepotin!" ujar Dimas kesal.

Dimas kemudian membawa Lisa ke tempat parkir untuk mengantarnya pulang. Sudah menjadi rutinitas Dimas selain meracik alkohol dan membersihkan counter bar untuk mengantar Lisa pulang sejak mereka berdua saling kenal beberapa tahun silam.

Dimas mulai bertanya - tanya kepada dirinya sendiri soal pria asing yang membawa Lisa ke counter bar. Apakah pria asing itu kolega Lisa? Atau pacar baru Lisa? Mengapa Dimas sama sekali tidak pernah mendengar cerita soal pria itu dari mulut Lisa sendiri? Terlebih pria itu sudah berbuat mesum! Dimas yakin akan hal itu. Apalagi yang dilakukan oleh seorang pria asing terlebih pria Eropa dengan seorang wanita lokal yang mabuk di bilik toilet!?

Dimas kemudian menyalakan mesin mobilnya. Sebelum ia melesat ke jalanan ibukota yang mulai sepi, ia memeriksa semua barang bawaan Lisa agar jangan sampai ada yang ketinggalan.

Lisa yang tadinya pingsan akhirnya tertidur di jok mobil Dimas. Sesekali Dimas mendengarnya mengerang dan mengigau.

"Hnngh, siapa namamu tuan?" Wanita itu mengigau di jok mobil belakang. Dimas, masih fokus mengendarai mobilnya.

"Ah lo emang sudah gila Lis!" komentar si bartender dalam hati.

Siguiente capítulo