Tanpa mengucapkan kalimat apa-apa lagi, Gabby mematikan layar handphonenya dan membalik badannya. Dia berjalan dengan cepat, meninggalkan sekelompok perempuan yang kebingungan.
"Gabby, hey, kamu mau kemana?"
Seperti kencangnya angin di musim kemarau, Gabby tiba-tiba sudah berada di depan ruangan rektor. Dari luar saja dia sudah dapat mendengar suara beberapa orang yang cukup keras.
"Pak, apa coba gunanya kita mempertahanin mahasiswa yang, eh, bisa dibilang sampah masyarakat? Apa bapak mau nama kampus kita jadi jelek cuman karena Jason? Satu mahasiswa saja?"
"Pak, kami perwakilan dari seluruh mahasiswa di kampus ini memohon agar bapak mengeluarkan Jason."
"Iya, benar pak. Kami nggak mau kampus ini punya reputasi jelek cuman karena sampah itu!"
Pintu ruangan rektor yang terbuka sedikit itu membuat Gabby bisa melihat dari luar. Di sofa kecil berwarna krem itu terdapat rektor mereka sedang duduk sambil memijat-mijat keningnya.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com