"Hentikan."
"Apanya?"
"Kakimu, berhenti bergerak gelisah. Kau membuatku terganggu."
"Maaf!"
Eugene segera memaku tangan tepat di atas lutut. Berusaha menghentikan gerakan tersinkronasi dari telapak kaki hingga lutut. Naik turu, atau bergerak ke kiri dan kanan. Syaraf-syarafnya reflek melakukan itu, meski otak sama sekali tak menghendaki. Ayolah, mana mungkin dia dengan sengaja mempermalukan dirinya sendiri.
"Maaf, aku malah terlihat lebih gugup darimu.."
Uap putih tipis keluar dari sela-sela mulut Michelle yang terbuka kecil, Eugene memperhatikan dari ekor mata. Tak mau melewatkan sedetikpun waktu tanpa melihat pahatan sempurna bak dewi kecantikan. Barangkali bukan hanya salju yang sebentar lagi akan mencair, awal musim semi juga turut mencairkan hatinya. Lagi dan lagi dia tak bisa menghapus perasaannya pada Michelle.
"Bukan hanya kau saja yang gugup," Michelle menoleh. "Aku juga sangat gugup."
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com