webnovel

Jangan salah sangka

Vira berdiri menatap Luna yang baru datang dari kamar. "Kenapa Edward kesini, kenapa dia tau rumah suamimu disini?" bisiknya.

Luna menghela napas, mengabaikan pertanyaan Vira. Dia memilih duduk berhadapan dengan Edward. Namun, wanita hamil itu menatap sang mantan dengan tatapan penuh kebencian.

"Sebenarnya apa maumu? Kenapa selalu datang saat Ethan sedang bekerja?" tanyanya.

"Aku hanya ingin memastikan kamu baik-baik saja. Aku mohon jangan memusuhiku, walau bagaimanapun, kamu adik iparku," jawab Edward yang menutupi tujuannya merebut hati Luna dengan kedok persaudaraan.

Vira mengertukan dahinya. Dia tidak mengerti apa maksud Edward mengatakan Luna adik iparnya. "Adik ipar, Apa maksudmu?" tanyanya.

"Ethan adalah adikku makanya Luna adalah adik iparku," jawab Edward dengan tatapan datarnya.

"Sudahlah! Adik ipar atau apapun, tidak ada pentingnya bagiku. saat ini, di mataku kamu adalah pria pengecut. Lebih baik kamu pergi dan jangan kesini jika tidak ada suamiku. Aku tidak mau ada salah faham!" Seru Luna dengan mata berkilat penuh kebencian.

"Kenapa? Aku sungguh masih sayang kamu. Setidaknya jika kita tidak berjodoh, kita bisa menjadi teman." Edward menatap Luna dengan tatapan memohon. Ya, dia tidak bisa berhenti menyesali perbuatannya yang sudah meninggalkan Luna begitu saja.

"Dasar tidak tau diri! kamu yang sudah meninggalkan Luna. Kenapa sekarang bilang masih sayang? Apa urat malumu sudah putus?" timpal Vira dengan sinis.

"Diam kamu jangan ikut campur dengan urusan kami!" seru Edward.

"Sudahlah, Kita pergi saja. Tidak ada gunanya meladeni dia. Mood-ku bisa buyar jika terus melihatnya," ucap Luna sembari menarik Vira, mengajaknya keluar rumah, bembiarkan Edward sendirian.

"Sialann!" umpat Edward yang ditinggal sendiri. Dia menatap tajam punggung dua wanita yang mulai menjauh itu.

"Awas saja. Aku pasti bisa mendapatkanmu kembali. Apapun caranya!' batin Edward.

^^^

Vira mengemudikan mobilnya menuju caffe. Sesekali dia menoleh ke arah Luna yang tampak kesal. Dia tidak habis pikir, dunia begitu sempit. Kenapa sahabatnya malah menjadi istri dari adik mantan pacarnya?

Vira yang paham betapa Luna dulu mencintai Edward, pasti galau dan kesal. Apalagi Edward selalu datang saat Ethan tidak ada, pasti punya tujuan lain.

"Kamu harus sabar. Tadi aku kira, kamu diam-diam masih berhubungan dengannya," ucap Vira.

Luna menoleh menatap sahabatnya itu. "Iya aku tau. Kamu pasti salah paham."

"lebih baik fokus dengan Ethan dan calon anak kalian saja. Hiraukan Edward!" Vira mengingatkan.

"Itu sudah pasti. Lagian, Ethan jauh lebih baik darinya," sahut Luna.

Vira mengangguk dan tersenyum puas. Dia senang, Luna sudah move on dan menerima pernikahannya yang mendadak itu dengan lapang dada.

***

Viona berada di seberang jalan depan rumah Ethan. Dia masih di dalam mobil dan menatap Edward dari kejauhan. Wanita itu mengikuti suaminya sejak tadi.

"Kamu kebsini. Padahal saat ini sudah seharusnya kamu ke kantor. Aku akan membuatmu bangkrut dan kembali membutuhkan bantuanku lagi," gumam Viona dengan geram.

Melihat Edward sudah pergi meninggalkan rumah Ethan. Viona segera mengemudikan mobilnya juga. Dia tidak mengikuti suaminya lagi, melainkan menuju ke sebuah caffe untuk sarapan. Karena tadi dia buru-buru mengikutinya dan belum sempat sarapan.

^^^

Sampai di cafe, Viona melihat Luna dan seorang wanita cantik sedang duduk menyantap sarapan.

"Itu Luna. Lebih baik aku mendekatinya. Aku ingin memastikan kedekatannya dengan Edward," gumam Viona. Dia segera menghampiri mereka.

"Luna," sapa Vira dengan senyum palsunya.

"Viona," balas Luna dengan senyum kaku. Ah, dia tampak canggung dengan istri dari mantan kekasihnya itu.

"Apa boleh aku ikut duduk di sini?" tanya Viona.

"Eh. Silahkah. Kita sarapan bersama sekalian," jawab Luna.

Vira melirik Viona dengan ekspresi sulit di artikan. Dia belum mengetahui siapa wanita itu.

"Siapa dia?" bisik Vira pada Luna yang mulai terlihat tidak nyaman.

"Istrinya Edward," jawab Luna lirih.

Vira nampak terkejut. Dia menelan salivanya sembari melirik Viona tampak tersenyum padanya. Ah, wanita itu tampak bersikap ramah pada sahabat Luna juga.

"Perkenalkan. Aku Viona, bisa dibilang, aku kakak ipar Luna," ucap Viona memperkenalkan dirinya pada Vira.

"Aku Vira, sahabat Luna," balas Vira dengan senyum yang canggung.

"Apa kamu juga model, seperti Luna?" tanya Viona. Sedangkan Luna memilih tetap diam, dia hanya fokus makan.

"Iya. Kami seperjuangan," jawab Vira.

"Viona, silahkan makan, atau mau pesan menu lain?" tanya Luna dengan menaikkan alisnya.

"Eh. Aku pesan yang lain saja," jawab Viona. Dia segera memanggil pelayan dan memesan beberapa menu makanan.

Suasana sarapan yang di harapkan nikmat, menjadi tidak enak lagi. Vira melirik Luna yang malas memakan Steak-nya. Sejak tadi dia hanya makan french fries dan minum coklat panas.

"Luna. ngomong-ngomong, Kamu kenal Edward sebelum menikah dengan Ethan kan?" tanya Viona, mulai mengimintidasi wanita hamil itu.

"Iya. Dia temanku," jawab Luna datar.

Viona mengangguk paham, namun dia mengetahui itu semua hanyalah kebongan Luna.

"Apa kalian dekat?" tanya Viona lagi. Membuat Vira meliriknya tidak suka.

"Tidak, Kami hanya teman jauh, Teman dari teman lainnya," jawab Luna bohong. ah, dia memang sudah menghapus Edward dari buku percintaannya.

"Memangnya kenapa kamu bertanya seperti itu?" Timpal Vira dengan ekspresi tidak suka.

"Aku hanya bertanya, apa salahnya? aku juga ingin dekat dengan teman suamiku juga," balaa Viona santai.

"Itu tidak salah, lebih baik fokus sarapan. Bukankah kamu harus ke kantor?" tanya Luna.

"Iya, Sebenarnya aku ingin berhenti dengan urusan perusahaan, karena aku merencanakan program anak bersama Edward," jawab Viona dengan percaya diri.

Vira tersenyum tipis setelah mendengar jawaban Viona. Wanita itu bahkan tidak tau suaminya masih mengejar Luna, atau pura-pura tidak tau.

"Itu ide bagus, Pasti Edward senang. Kalian harus cepat mendapat keturunan, Seperti aku dan Ethan," ucap Luna dengan gamblang. Tentu saja! Karena Edward sudah tidak ada artinya lagi untuknya.

"Itu pasti. Kamu dengan Ethan sangat serasi. Aku dengar, anakmu kembar, apa itu benar?" tanya Viona.

"Iya, ini anugerah yang tiada tara," jawab Luna dengan tersenyum ramah.

Viona menganggukkan kepalanya. Pesanannya datang. Dia segera menyantapnya. Sesekali dia menatap iri Luna yang tampak bahagia. Ya, tentu saja karena Luna dicintai dua pria, bahkan mengandung anak kembar. Viona menginginkan apa yang di dapatkan Luna. Dia merasa iri dan ingin Edward seperti Ethan yang mencintai Luna.

Tujuannya mendekati wanita hamil itu guna untuk mencari informasi, tapi malah rasa iri yang dia dapatkan.

BUAT YANG SUKA CERITA INI. BANTU AUTHOR BUAT DUKUNG KE VERSI ENGLISH. caranya masukan ke library kalian aja JUDULNYA: Unexpected love: Mr CEO wild baby

thank you

Siguiente capítulo