Aku bingung dengan percakapan mereka. Aku tahu mereka sedang membahas Boni dan gebetannya. Tapi yang aku nggak tahu, siapa cewek itu? Dan lagi, memang cowok kayak Boni bisa suka sama cewek? Maksudku, hampir semua tenaga dan pikirannya itu, dia gunakan untuk bermain game. Tiada hari tanpa main game. Seolah hidupnya akan mati kalau nggak nge-game. Entah kapan waktunya buat ngelirik cewek. Setahuku hampir nggak ada. Dan tahu kalau ternyata dia lagi suka sama cewek, sedikit wow buatku. Cewek mana yang berhasil ngalahin fokusnya pada game?
"Bon, yang lain udah pada tahu gebetan lo, kok gue nggak dikasih tahu?" tanyaku. Dan entah bagian mana dari pertanyaanku yang salah, hingga membuat Boni menjedotkan kepalanya ke dashboard mobil.
"Sabar, ya, Bon." Lagi-lagi Farul menepuk bahunya.
"Maksud lo, gebetan Boni namanya Sabar atau gimana sih, Rul. Dari tadi Lo sabar-sabar mulu."
Nana mendebas. "Udah, Re. Nggak usah terlalu dipikirin. Biarkan Boni merenungi nasibnya."
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com