Aidan benar- benar kewalahan ketika menghadapi Giana yang berulah dan sekali lagi mengamuk dan kehilangan kendali.
Luka di tangan Giana yang terbuka, semakin mengeluarkan darah yang cukup banyak sehingga membuat lantai apartement Dillon tampak seperti sebuah adegan kekerasan dengan darah yang berceceran dimana- mana.
Bukan hanya darah Giana, tapi juga darah Aidan.
Ya, pria itu pun ikut terluka dalam usahanya menenangkan Giana, yang sepertinya sudah tidak lagi dapat berpikir jernih.
Mungkin ini dikarenakan rasa depresi dan tertekan yang selama ini dia pendam dan kali ini, semua perasaan buruk tersebut terluapkan dalam satu waktu yang bersamaan, sehingga membuat Giana mengalami 'outburst' yang tidak dapat dikendalikan.
Dalam keadaan seperti itu, Aidan benar- benar tidak bisa mengangkat panggilan masuk dari Zia, yang terus menerus meneleponnya hingga beberapa kali, karena fokusnya saat ini hanyalah pada Giana.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com