Mendapatkan penolakan dari wanita yang sudah menjadi istri sahnya, membuat hati Brian menciut seketika. Harga dirinya seolah telah hancur tak bersisa. Sayangnya, dia tak mungkin bisa marah atau mencaci istrinya sendiri. Lebih baik diam sambil menahan segala perasaan yang semakin bergejolak di dalam hatinya, itulah yang selalu saja dipikirkan oleh Brian Prayoga. Menahan segala amarah dan kekesalannya, dia mencoba untuk memperlihatkan tatapan lembut yang penuh perasaan. Memandang Imelda dengan penuh arti dan juga harapan. "Sebegitu bencikah kamu denganku hingga selalu menolak saat aku menyentuhmu?" Sebuah pertanyaan dari Brian kali ini berhasil membuat Imelda menelan ucapannya sendiri.
"Kamu telah salah paham, Brian! Aku tak bermaksud menolakmu," elak Imelda pada pria di depannya.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com