Imelda masih berdiri sambil memandangi wajah kesal suaminya. Dia masih belum benar-benar paham alasan Brian begitu kesal dengan dirinya. Dalam hatinya, ia merasa tak melakukan kesalahan apapun. Semua yang telah diucapkannya tentang Brian adalah sebuah kebenaran. "Ada apa dengan wajah kesalmu? Bukankah yang aku katakan adalah kebenaran?" Wanita itu masih saja tak memberikan alasan pada suaminya tentang alasan yang membuat Imelda tak mau membuka hati untuk suaminya. "Setiap aku melihatmu bersama dengan wanita-wanita itu, tak ada satu pun yang memiliki tubuh yang biasa saja sepertiku. Mereka semua memiliki tubuh bak model papan atas," terang Imelda Mahendra pada suaminya.
"Apakah tak ada alasan lainnya kamu selalu mengatakan hal itu?" Brian sedikit menaikan nada suaranya karena semakin tidak mengerti dengan pemikiran Imelda kepadanya. "Asal kamu tahu saja. Sejak SMA aku sudah jatuh .... " Belum juga kalimat itu diselesaikan olehnya, terdengar suara ketukan pintu dari luar kamar.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com