webnovel

Serial Killer (Initial K)

Autor: NurNur
Horror
Terminado · 66.7K Visitas
  • 23 Caps
    Contenido
  • valoraciones
  • NO.200+
    APOYOS
Resumen

Terinspirasi dari Death Note dan Liar Game. *** Sebuah pembunuhan berantai yang disebut-sebut terbesar sepanjang 10 tahun terakhir terjadi. Pembunuh telah menewaskan belasan orang. Meski penyelidikan terus dilakukan, tidak juga memperlihatkan hasil yang memuaskan. Tidak ada saksi, tidak ada bukti. Pembunuhan dilakukan oleh profesional. Sebuah tim investigasi khusus pun dibentuk…

Etiquetas
3 etiquetas
Chapter 1#Prolog : Kota yang Tenang.

"Sebagai tersangka, aku putuskan kamu bersalah. Aku akan mulai melakukan penghukuman, membuatmu membayar seluruh luka orang lain, yang diakibatkan oleh tindakanmu."

Malam tengah berada di titik terlarutnya. Banyak orang telah terlelap. Mengumpulkan bunga tidur, mengembalikan energi. Ada juga yang masih betah terjaga entah untuk menyelesaikan kesibukannya atau sekadar belum tersapa kantuk.

Satu lagi, bagian dari sedikit orang yang justru memulai kesibukan malamnya. Yang berkeliaran untuk melakukan sesuatu yang ia sebut penghukuman.

Ada dua orang dalam kamar di sebuah rumah dalam gang kecil. Satu orang sedang berdiri dengan jemawa, melipat tangannya di depan dada. Tatapannya yang tajam dipenuhi berbagai kelakar buruk.

Satu lagi, orang yang terbaring di lantai dengan tangan dan kaki terikat, dan kepala terluka.

Di sudut ruangan terlihat tongkat baseball dengan noda darah, dibiarkan bersandar di dinding bercat putih.

Orang pertama kini berjongkok, membuat dirinya bisa menjangkau dengan leluasa orang yang berada di bawahnya. Telapaknya yang terbungkus sarung tangan meraba meja tidak jauh dari tempatnya.

Sebuah tang kecil dan kater.

Peralatan penghukuman.

***

Kotaku berada di pulau terbesar pertama di Indonesia dengan luas 539.460 km2. Memiliki letak geografis antara 0.137º Lintang Utara dan 117.5º Bujur Timur. Tepatnya di kordinat 0º30º'7,76" Lintang Utara 117º9'13,34" Bujur Timur atau 0,5º Lintang Selatan 117,15º Bujur Timur.

Rangkaian angka-angka yang sama sekali tidak kumengerti bagaimana cara menghitungnya atau menggunakan alat yang seperti apa untuk mengukur dan memastikan ketepatannya.

Sialnya aku memiliki sisi lain dari diriku yang memang suka memperumit sudut pandang. Paling tidak, angka-angka itulah yang kutemukan saat melakukan pencarian mengenai kotaku di Wikipedia Indonesia.

Aku tinggal di kota yang tenang, yang tidak perlu menunggu bulan sampai berada di titik tertinggi dari persinggahannya untuk bisa melihat jalan-jalan melegang sepi. Yang tidak perlu berangkat kerja terlalu awal karena takut terjebak macet. Kota yang aman, yang juga tenang.

Setidaknya itulah yang kuharapkan selamanya terjadi.

Ketenangan yang sebenarnya menyimpan badainya sediri dalam tempurung ketidaktahuan. Ketenangan yang melenakan.

Nyatanya memang ada sesuatu 'lain' yang sedang merangkak keluar. Sebuah organisasi kejahatan. Yang lebih terorganisir dibanding Organisasi Hitam dalam serial komik Detektif Conan atau organisasi kejahatan manapun.

Organisasi rahasia yang disebut-sebut akan melakukan revolusi besar-besaran. Revolusi yang digadang-gadangkan akan menciptaan tatanan kehidupan baru, dunia baru.

"Sakhi!"

Hari ini sebenarnya sempurna. Cerah yang tidak menyengat panas, dengan semilir angin yang bertiup sesekali. Hari yang benar-benar sempurna, lengkap dengan waktu luang untuk bersantai yang panjang.

"Sakhi!!"

Ah! Saat sedang membayangkan bagian menarik dari sebuah novel yang baru selesai kubaca, kemudian ada yang berteriak-teriak menganggu adalah bagian paling mengesalkan.

Mana bisa orang yang sedang menghayal diganggu gugat. Mana bisa kenikmatan seperti itu diputus kemudian disambung lagi lain watu. Mana bakal sama menyenangannya.

"Iya, kak!"

"Kamu dimana?!"

"Di atas!"

Aku yang sedang berada di atas pohon mangga, merendahkan kepalaku. Aku sedang menikmati waktu luangku dengan bermalas-malasan, mengantungkan tubuhku pada suatu dahan dan ditopang dengan dahan lainnya. Menutupi wajahku dengan koleksi novel terbaruku dengan mata yang sudah setengah terpejam. Menangkap basah sinar matahari yang diam-diam menyelinap dari sela-sela dedaunan untuk menerpaku.

Kak Hania –orang yang memanggilku, yang sebelumnya kebingungan, akhirnya mendongakkan kepala. Melihat tingkahku yang petakilan seperti ini, aku sudah bisa membayangan bagaimana reaksinya.

Pertama dia akan terbelalak, kedua memekik dan beristighfar sembari megelus dadanya, terakhir menyuruhku turun dan mulai mengomel.

Alisnya mulai terangkat, mata melebar dengan rahang terbuka. Ekspresi terkejut.

Meski sudah sering mendapati tingkahku yang seperti ini, aku selalu senang melihat ekspresi Kak Hania yang selalu terkejut dengan ekspresi yang sama setiap kalinya.

"Sakhi!!" Setelah puas memelotot, suara Hak Hania yang biasanya lemah lembut akhirnya memekik nyaring. "Astaghfirullah hal'azim!" Pekiknya lagi. "Turun! Kamu itu perempuan kok tingkahnya kayak Kera gitu, manjat-manjat. Kayak apa kalo jatuh, kayak apa kalo dilihat orang."

"Enggak ada yang lihat kok, Kak." Aku berusaha membela diri sembari tersenyum jahil.

"Enggak ada yang lihat apanya!" Kak Hania membantah pembelaandiriku. "Perempuan itu mbok ya tingkahnya dijaga. Jangan cuma kalau dilihat orang aja. Cepat turun!" Perintahnya lagi tanpa syarat.

Tidak ingin memancing perdebatan panjang atau menjadi seorang adik yang durhaka, aku mengikuti perintah Kak Hania dan turun.

Kak Hania, wanita yang selalu mengenakan kerudung berwarna lembut yang katanya adalah warna kesukaannya merupakan kakak sekaligus orang tua di tempatku tinggal, tumbuh, dan dibesarkan. Pemilik sekaligus pengurus panti 'Rumah Kami.'

Aku sangat menghormati dan menyayangi Kak Hania dan Kak Alan –suaminya, melebihi siapapun yang pernah kutemui di dunia ini. Keduanya adalah satu-satunya orang yang bisa kusebut keluarga, dan panti adalah satu-satunya tempat dimana aku bisa pulang.

Kak Hania 35 tahun dan Kak Alan 37 tahun. Mereka memiliki dua orang anak bernama Farhan dan Farhana. 11 dan 8 tahun. Anak-anak manis dengan tingkah yang kelewat aktif.

Eits, tunggu dulu!

Meski aku tidak memiliki ayah dan ibu, juga tidak memiliki rumah sendiri sebagai tempat tinggal, bukan berarti aku tipe orang yang melankonis, pemurung, dan penyendiri –meski aku memang lebih suka sendiri– atau si pengiri yang tidak suka melihat orang lain memiliki rumah, ayah, ibu, dan banyak saudara dengan keluarga bahagia.

Tidak! Itu hanya kedengkianku saat masih bocah, saat membuang ingus sendiri saja belum becus.

Sekarang aku sudah dewasa, kuat, ceria, dan hidup bahagia untuk selama-lamanya dalam kastilku yang hangat. Kastilku yang tenang.

"Kenapa Kak, semua tugasku sudah selesai, 'kan ?" tanyaku setelah berdiri menyejajari Kak Hania.

"Bukan itu. Tadi Pak Anton telepon, katanya kamu harus datang kerja lebih awal soalnya ada yang booking kafe untuk ulang tahun."

"Oke. Nanti kalau sudah selesai bantuin Kak Titin siapin peralatan mandi sama baju ganti anak-anak, aku pergi."

"Jangan lupa pulangnya mampir ke swalayan. Uangnya sudah kakak titipin ke Mbak Titin."

"Sip!" Aku memberi hormat selayaknya pada bendera Merah-Putih.

Sakhi Fitriya adalah nama yang diberikan almarhum ibu Kak Hania padaku. Saat itu, panti masih dikelola oleh orang tua Kak Hania yang kemudian kepengurusannya diturunkan padanya.

Katanya aku ditemukan tanpa sengaja oleh seseorang, tanpa tanda pengenal apapun. Ketika itu usiaku kira-kira dua setengah tahun.

Menurut cerita Kak Hania yang didengarnya dari sang ibu, hari masuknya aku ke panti kemudian menjadi tanggal lahir yang tercantum di akta kelahiranku. 29 Februari.

Jika perkiraan usia saat aku ditemukan tepat, tahun ini aku telah hidup dengan menghirup oksigen secara gratis selama 25 tahun. Sudah cukup tua untuk memiliki hobi manjat-manjat pohon mangga belakang panti.

Panti Rumah Kami terletak dalam sebuah gang. 350 meter dari jalan utama. Bagunannya tidak terlalu luas namun bertingkat. Halaman depan cukup untuk semua anak-anak bisa berkumpul dan bermain dengan bebas.

Jumlah anak-anak yang terdaftar dan tinggal di panti ada 37. Jumlahnya sudah banyak berkurang dibanding dua tahun lalu.

Aku adalah tipe orang yang selalu bahagia jika selalu bisa menemukan waktu untuk bersantai dan bermalas-malasan. Meski menganggap diriku sendiri pemalas, sebenarnya aku sering dipuji-puji sebagai orang yang sigap dan cepat dalam bekerja.

Jika boleh jujur, hal itu bukan lantaran sifatku yang rajin, melainkan karena aku tidak ingin watu luangku untuk bermalas-malasan jadi berkurang. Pekerjaan yang seharusnya bisa kuselesaikan dalam dua jam bisa berubah menjadi dua jam tiga puluh menit jika aku mengulur-ulur waktu dan tidak serius bekerja.

Jika seperti itu, otomatis akan merugikanku sendiri. Membuang-buang waktu 30 menitku yang berharga, yang seharusnya bisa kugunakan untuk bermalas-malasan dengan tidur atau membaca.

Mungkin banyak orang lain di luar sana akan sangat bahagia jika bisa menghabiskan waktu luangnya dengan pergi ke pantai, keluar pulau, atau kemanapun sejauh kaki dan ongkos perjalanan bisa dibayar.

Tapi aku adalah makhluk sederhana yang sangat mudah menemukan kebahagianku sendiri. Nangkring di atas pohon yang disebut-sebut Kak Hania tidak pantas dilakukan seorang perempuan sembari membaca novel, atau serial komik.

Mengurung diri seharian di kamar dengan menghayalkan jutaan makhluk super, atau rencana hidup jangka panjang yang banyak orang akan menyebutnya membosankan.

Berburu bacaan terbaru di toko buku selama berjam-jam, yang beberapa orang menyebutnya hanya bisa dilakukan oleh manusia-manusia kuper.

Aku menikmati semua itu. Aku bahagia dengan caraku dan hari-hariku yang membosankan. Aku menikmati duniaku yang tenang dan damai. Berada di antara orang-orang yang kusayangi dan pekerjaan yang kusukai.

Kehidupanku yang nyaman, ketenangan serta kedamaian, waktu luangku untuk bermalas-malasan, semua berkurang dalam jumlah besar setelah hari itu.

Hari itu...

También te puede interesar

Pradhika's Bloody Incident

Pradhika's Triplet yaitu Siji Pradhika, Yuji Pradhika dan Reiji Pradhika mengalami hal buruk saat mereka berupaya mematahkan kutukan yang dialami oleh Reiji. Mereka terjebak di tempat aneh dan mengalami peristiwa yang mengerikan. Tempat itu hanyalah lubang setinggi orang dewasa yang tidak memiliki celah lain untuk keluar. Mereka bertiga harus memutar otak untuk dapat keluar dari tempat aneh itu. *** Lalu, mereka mengalami kejadian aneh yang lainnya karena kedatangan seseorang yang mengaku paman mereka, yang berasal dari Korea Selatan. Lelaki itu adalah saudara kembar non identik Tuan Yudha Pradhika, ayah dari Pradhika's Triplet. Namun, terjadi permasalahan yang rumit di antara dua saudara itu sebelum Tuan Yudha diadopsi oleh keluarga Pradhika dan diboyong ke Indonesia. Siji Pradhika yang sedang mengikuti pertukaran pelajar ke Busan, Korea Selatan, harus bertemu dengan saudara ayahnya itu. Dan kisah berdarah-darah itu pun dimulai. *** "Aku tidak akan puas sebelum menuntut balas pada Yudha dan keturunannya." Seseorang yang bernama Lucca menatap foto-foto Tuan Yudha dan keluarganya yang tertempel di dinding suatu kamar yang gelap. Pandangan mata lelaki itu tertuju pada salah satu foto dari putra kembar Tuan Yudha. "Aku akan memulai balas dendamku pada kamu, Anak Manis," lirihnya sambil menyeringai. Peristiwa rumit semacam apalagi yang akan dihadapi Pradhika's Triplet? Apakah ini ada hubungannya dengan masa kelam ayahnya yang tinggal di panti asuhan? Dan ada misteri juga tentang terbakarnya Panti Asuhan yang menyimpan cerita kelam itu.

Zanaka · Horror
5.0
220 Chs

Watcher: In the Glass Realm

Anastasia dan Bianca merupakan anak yatim piatu yang tinggal di sebuah panti asuhan bernama "Happy Life". Akan tetapi, hidup mereka tidak seindah yang pikirkan. Mereka tiap hari harus mengejarkan pekerjaan yang cukup melelahkan dari pemilik panti. Suatu ketika, Anastasia ditugaskan untuk membawa binatang peliharaan pemilik panti di taman. Saat dia membawa binatang itu, tiba-tiba dia mendengar seorang anak yang tampaknya sedang di bully oleh beberapa anak lainnya. Anastasia membantu anak itu dan mereka kemudian menjadi teman. Dia lalu berterima kasih dan meninggalkan Anastasia. Anastasia kembali ke panti, tetapi masalah lain kembali muncul. Salah seorang anak panti lainnya tiba-tiba menghilang. Anastasia ditugaskan untuk mencari anak panti itu dan berhasil menemukannya. Anak itu ternyata disekap oleh sosok mahluk yang aneh. Mereka akhirnya menemukan cara untuk meloloskan diri dan segera kembali ke panti. Akan tetapi, mahluk itu tampaknya tidak melepas mereka dengan mudah. Anastasia sempat ditangkap oleh mahluk itu menggunakan tentakelnya, tetapi dengan perlawanan singkat Anastasia bisa meloloskan diri. Namun, mahluk aneh itu meninggalkan sebuah luka aneh di kaki Anastasia. Suatu ketika, seorang donatur datang yang ternyata adalah orang tua dari anak yang dibantunya ketika di taman waktu itu. Mereka menawarkan anak-anak panti untuk bermain di karnival berjalan milik donatur. Semuanya tampak aman-aman saja, tetapi Bianca yang merupakan sahabat karibnya tiba-tiba menghilang tanpa jejak. Anastasia berusaha mencari keberadaan temannya itu. Setelah diteliti lebih lanjut, temannya ternyata diculik oleh satu satu mahluk yang sama persis menyerangnya waktu itu. Anastasia mulai berkeliling mencari sahabatnya di karnaval tersebut dan berhasil menemukan sahabatnya. Namun, Anastasia terlambat karena temannya seketika menghilang ketika berada di dalam sebuah ruangan yang penuh kaca. Tiba-tiba luka milik Anastasia seketika bereaksi hingga Anastasia mampu membuka sebuah portal ke dimensi lain yang bernama Mirland. Anastasia memutuskan untuk masuk ke dunia itu untuk mencari sahabatnya yang menghilang. Akan tetapi, setiap tindakan ada resiko yang harus ditanggung. Di saat yang bersamaan, Anastasia juga secara tidak langsung memberikan kesempatan kepada mahluk jahat dari dunia Mirland untuk ke luar dan menguasai dunia. Anastasia harus cepat mencari keberadaan Bianca serta mencegah mahluk jahat itu untuk menguasai dunia atau semua yang dikenalnya akan menghilang.

Little_BlackHorse · Horror
Sin suficientes valoraciones
27 Chs

(In)Sanity

*(R-18)!!! Yuna Akari, Sejak kecil sudah sendiri. Dia selalu sendiri dan tidak pernah ada seorang pun yang ingin bersamanya. Dia selalu di nilai aneh dan sangat Misterius dengan perban yang membalut beberapa bagian tubuhnya. Dia di jauhi, Tidak dicintai, dan tidak di pedulikan. Kedua Orang tuanya mencampakkannya. Orang-orang menjauhinya. Membuatnya selalu..Menyendiri. Yuna Akari memiliki masalah Mental yang sudah ada di dalam dirinya semenjak kecil, Yaitu merasakan rasa bosan yang amat cepat. JikaYuna tidak melaksanakan Hobinya setiap waktu yang sudah ia tentukan, Maka Yuna akan..Menjadi…GILA! Dan jika ada yang berani untuk menyakitinya, Yuna juga akan menjadi…GILA! Dari kecil ia sudah memiliki hati yang Kosong, Hampa, yang tidak dapat di isi oleh siapa pun. Lalu, Dia bertemu dengan seorang Malaikat. Seseorang yang dapat mengisi hatinya yang kosong dan hampa. Seseorang yang dapat menenangkan dirinya dari masalah Mentalnya. Tapi jalan untuk mendapatkannya tidak lah mudah. Selalu saja ada seseorang yang ikut campur dengan Malaikatnya. Selalu saja ada orang yang mendekati Malaikatnya. Selalu saja ada orang yang menghalangi jalannya untuk mendapatkan Malaikatnya. Dan orang-orang itu membuat Yuna Akari iritasi. Yuna akan melakukan berbagai macam cara untuk mendapatkan Malaikatnya. Yuna akan melakukan berbagai macam cara untuk menghentikan orang-orang yang mencoba untuk mendekati Malaikatnya. Itupun jika dia harus.. MENYAKITI MEREKA SEMUA! Itupun jika Yuna harus… MEMBUNUH MEREKA SEMUA! ..Mereka tidak punya pilihan lain. ..Malaikatnya Harus menjadi miliknya. ..Menjadi milik Yuna Akari.

FHNorai · Horror
Sin suficientes valoraciones
41 Chs

Misteri Sinden Pasar Rebo

Karsih adalah seorang wanita cantik yang memilih untuk menjadikan sinden sebagai profesinya dalam mencari nafkah untuk menghidupi keluarganya. Karsih adalah pesinden baru namun dengan keahliannya Karsih berhasil memberikan banyak sekali tepuk tangan juga sanjungan dari banyak orang yang mendengar setiap tembang yang dibawakan. Jelas sekali membuat para pesinden lainnya merasa sangat iri sebab sejak kedatangan Karsih banyak dari kawan-kawan Karsih yang tidak mendapatkan job untuk manggung. Hingga suatu hari sebelum Karsih bernyanyi seorang laki-laki bernama Fajar melihat Karsih sedang berdandan tetapi wajah yang tampak di cermin itu bukan wajah Karsih melainkan wajah seorang wanita yang sangat cantik rupawan wajahnya mirip seperti wajah seorang Ratu. Sejak hari itu Fajar menjadi yakin bahwa Karsih tidak sendiri, melainkan ada kekuatan gaib lain yang menemaninya. Fajar sangat ingin menjaga Karsih karena dia iba kepada Karsih dan juga anak yang saat ini diasuh oleh Karsih. Tapi rasa iba tersebut kemudian diartikan berbeda oleh Pak Broto laki-laki kaya pemilik gudang beras yang berada di kotanya. Pak Broto merasa bahwa Fajar akan mengambil Karsih, itu sebabnya Pak Broto berambisi untuk menyingkirkan Fajar. Pak Broto adalah laki-laki yang hanya menginginkan tubuhnya saja. Pak Broto acapkali mengirimkan hadiah kepada Karsih namun Pak Broto juga seringkali menggoda Karsih. Mampukah Karsih bertahan dengan segala godaan yang datang? Lalu sebenarnya siapa wanita yang ada di tubuh Karsih?

LANINA · Horror
Sin suficientes valoraciones
24 Chs