webnovel

Menunda Punya Anak

KANYA

Pembahasan tentang anak itu nggak akan ada habisnya. Saat masih melajang orang akan bertanya kapan nikah. Nggak habis sampai di situ saja. Setelah menikah akan ditanya kapan punya anak. Lalu pertanyaan lain bakal muncul. Aah! Capek kalau ngurusin yang begituan. Waktu kita bakal habis.

Untungnya aku punya sikap masa bodo, yang kadang bisa menyelamatkan dari situasi ini. Hanya saja kenapa sikap masa bodo ini nggak bisa diterapkan jika sudah menyangkut soal fisik sih? Menyebalkan.

Naren meloncat dan tengkurap di sampingku saat aku sedang menggambar.

"Kamar kamu selalu enak dari dulu. Wanginya masih sama." Dia memejamkan mata sambil tersenyum. "Kamu ingat nggak, Sayang?"

"Apa?" Aku menjawab sambil lalu. Karena masih sibuk dengan sketsa yang aku buat.

"Di sini tempat kita pertama kali ciuman," ujarnya membuatku menghentikan aktivitas sesaat. Dan secara otomatis otakku memutar memori itu.

Capítulo Bloqueado

Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com

Siguiente capítulo